Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyuwangi Ethno Carnival, Kreativitas Anak Muda dari Daerah untuk Indonesia

Kompas.com - 28/07/2019, 11:39 WIB
Rachmawati

Editor

Untuk bahan dia memilih menggunakan matras karena lentur dan mudah dibentuk serta tidak berat saat digunakan.

Untuk membeli bahan-bahan yang digunakan untuk kostum karnaval, Bubu harus membelinya di luar kota Banyuwangi.

“Biasanya saya belinya di Surabaya soalnya barang atau manik-manik yang digunakan enggak ada di sini. Kalaupun ada ya harganya lebih mahal jadi akan nambah pengeluaran,” jelasnya.

Bukan hanya sekedar membuat kostum karnaval di Indoensia, Bubu mengaku beberapa kali membawa desainya ke luar negeri seperti Madrid Spanyol, Moscow Rusia, dan Davos Swiss untuk mempromosikan Indonesia bersama Kemenpar.

Baca juga: Trenggalek Tawarkan Investasi Wisata dengan Modal Murah ke Sejumlah Investor

“Saya akui, BEC ini membawa dampak besar di dunia fashion di Banyuwangi. Tapi bagi yang serius menekuninya. Dari 300 talent di tahun 2012 yang pertama kali saya ikuti, mungkin hanya lima orang yang serius mendalami bidang ini salah satunya saya. Tapi yakin kalau ada regenerasi hingga nanti,” jelasnya.

Selain itu, dengan terlibat langsung sebagai perancang busana di BEC, Bubu mengakui banyak pesanan yang datang kepadanya, bukan hanya dari Banyuwangi tapi juga dari luar Kota Banyuwangi.

Sementara itu Evi Nusryani, warga Kecamatan Muncar mengatakan selalu menggunakan desain milik Bubu untuk anaknya, Amelia Ng Jiaxin.

“Suka saja sama desain karyanya Mas Bubu, unik. Bukan hanya saat karnaval seperti ini, kalau lomba fashion anak saya selalu pake desain nya Mas Bubu,” jelasnya.

Selain kostum yang didesain unik, Evi mengaku merasa nyaman saat berkomunikasi dengn Bubu saat membicarakan kostum fashion yang cocok untuk anaknya.

Untuk BEC tahun ini, Evi merogoh kocek sebesar Rp 6 juta untuk kostum tema Teluk Pangpang yang digunakan oleh anaknya. Dia mengakui memiliki banyak baju karnaval yang dia simpan di rumahnya. Biasanya baju-baju tersebut akan Evi sewakan saat karnaval Agustusan.

Baca juga: Topang Pariwisata Banyuwangi, Pemerintah Gelontor KUR Rp 279 Miliar

“Untuk baju baru seperti ini, biasanya saya sewakan antara Rp 500.000 sampai Rp 1 juta. Tergantung sih dengan kondisi bajunya apakah masih baru atau tidak,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Bubu, kostum-kostum karnaval miliknya juga sering ia sewakan. Untuk harga akan disesuaikan dengan lokasinya.

“Yang disewakan hanya kostum. Make up tidak. Tapi saya akan ikut ngawal kostumnya. Dan bantu untuk memasangkannyam karena memang detailnya rumit,” jelasnya.

Dengan menyewakan kostum miliknya, Bubu mengaku bisa menutup biaya pembuatan kostumnya.

 

Spektakuler

Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di BEC 2019dok Pemkab Banyuwangi Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di BEC 2019
Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival "The Kingdom of Blambangan” berlangsung spektakuler. Sebanyak 120 kostum megah yang terinspirasi kejayaan Kerajaan Blambangan, cikal bakal Kabupaten Banyuwangi tampil memukau ribuan penonton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com