Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pelajar "Bajak Kali", Temukan Pakain Dalam Sampai Sampah Plastik

Kompas.com - 28/07/2019, 09:10 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Permainan "bajak kali" digelar di sebuah sungai yang berada di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kebonratu, Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (27/7/2019). 

"Bajak kali" adalah permainan yang memeragakan aksi membajak di sungai, layaknya petani membajak sawah. Selayaknya kegiatan membajak sawah, permainan itu memerlukan alat sebagai bajak. 

Bajak dalam permainan ini menggunakan batang pisang yang dirakit dengan tali. Di bagian depan bajak, dipasang pengait berupa tali yang tersambung dengan sebatang kayu. 

Permainan "Bajak Kali" diperankan oleh 5 orang setiap kelompok, di mana 4 orang berperan sebagai penarik bajak. Sedangkan, 1 orang lainnya berada di atas bajak.

Baca juga: Kisah Pemuda Desa di Jombang, Sulap Pos Kamling Menjadi Taman Baca

Dalam permainan itu, 4 orang dari masing-masing kelompok berlari di sungai sambil menyeret bajak. Di atas bajak, ada 1 rekannya yang memposisikan diri sebagai 'pembajak'.

Saat permainan dimulai, mereka saling beradu cepat untuk mencapai finish. Siapapun yang mencapai finish lebih cepat, itulah pemenangnya.

Permainan "bajak kali" ini merupakan rangkaian dari kegiatan Jombang Eco Creative 2019 yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bekerja sama dengan Santri Jogo Kali.

Kegiatan itu melibatkan puluhan pelajar dari 8 sekolah di Kabupaten Jombang.

Aktivis lingkungan hidup dari komunitas Santri Jogo Kali, Fatkhurrohman mengungkapkan, permainan "bajak kali" merupakan cara mendekatkan masyarakat kepada sungai.

Lewat permainan yang menyenangkan, diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kebersihan sungai, khususnya untuk kalangan pelajar dan anak muda.

"Sungai merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan kita. Kami kira penting, membangun kesan kalau sungai adalah tempat yang asyik untuk bermain," kata Fatkhurrohman, saat ditemui di lokasi permainan "bajak kali", Sabtu.

Tidak membuang sampah ke sungai

Kasi Pengendalian, Pengawasan dan Penegakan Hukum pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang, Yuli Inayati mengatakan, kegiatan yang mengangkat tema kebersihan sungai sangat diperlukan.

Menurut Yuli, perlu kesadaran dan gerakan bersama untuk menyelamatkan sungai yang ada di wilayah Jombang. Saat ini, sebut dia, mayoritas sungai kondisinya mengalami pencemaran cukup parah. 

"Saya kira, kita tidak perlu menutup mata tentang kondisi pencemaran di sungai-sungai yang ada di Jombang pada saat ini," kata Yuli, kepada Kompas.com.

Bentuk pencemaran sungai di wilayah Jombang, lanjut dia, salah satunya akibat pembuangan sampah.

Baca juga: Pelaku Pelemparan Molotov ke Honda Mobilio di Jombang Diduga 2 Orang

 

Beragam bentuk sampah yang dibuang ke sungai, akhirnya membentuk sedimentasi serta merubah warna dan abu air sungai.

"Lewat para pelajar, harapan kami mereka bisa menyampaikan kepada teman-temannya, keluarganya atau saudaranya, agar tidak membuang sampah ke sungai. Minimal mereka sendiri tidak membuang sampah ke sungai," ujar Yuli.

Temukan sampah plastik hingga pakaian dalam 

Permainan "bajak kali" ini merupakan bagian dari pekan lingkungan hidup atau Jombang Eco Creative 2019.

Permainan diawali dengan aksi resik kali oleh puluhan pelajar dari 8 sekolah di Jombang.

Para pelajar dan santri yang datang ke lokasi permainan sejak pagi, melakukan aksi bersih-bersih sungai. Sekitar 90 menit, mereka memungut sampah yang berada di dasar sungai.

Saat aksi resik kali, beragam jenis sampah berhasil ditemukan para pelajar. Ada di antaranya sampah plastik, serta sampah pecahan kaca, maupun sampah pakaian bekas.

Baca juga: Kasus Honda Mobilio Dilempar Bom Molotov di Jombang, Polda Jatim Terjunkan Tim Labfor

Di antara sampah pakaian bekas, banyak ditemukan pakaian dalam laki-laki maupun bekas pakaian dalam perempuan. Sampah-sampah itu ditemukan di dasar sungai.

"Banyak pak, temuannya. Sampah plastik juga banyak," ujar Muzakki, siswa Kelas 11 MAN 1 Jombang, sembari memasukkan sampah yang ditemukan ke dalam karung pengumpul sampah.

Dari proses pengambilan sampah sepanjang 80 meter di dasar sungai itu, para santri dan pelajar dari 8 sekolah dapat mengumpulkan sampah sebanyak 3,975 kilogram. 

Adapun kelompok yang berhasil menjadi pengumpul sampah terbanyak, yakni dari Madrasah Aliyah (MA) Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Tim ini mengumpulkan sampah dari dasar sungai sebanyak 1,174 kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com