Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kegigihan Penjaga Toilet Pasar hingga Akhirnya Naik Haji

Kompas.com - 28/07/2019, 08:00 WIB
Hadi Maulana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Siapa sangka seorang penjaga toilet di Pasar Tradisional Bintan Center (Bincen), Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, bernama Sutikno (57) bisa naik haji.

Sudah sejak lama Sutikno mempunyai niat untuk memijakkan kaki ke tanah suci guna menunaikan haji.

Sutikno bercerita, keinginan itu mulai terlintas sewaktu dia masih mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur.

Seiring berjalannya waktu, Sutikno kemudian berkeluarga dan menjalankan kehidupan normal.

Pada suatu hari, istrinya, Ilmyah (54) memilih untuk bekerja di Arab Saudi. Ilmyah bekerja selama satu tahun di sana hingga istrinya itu bisa menunaikan ibadah haji.

Baca juga: Ribuan Bungkus Rokok hingga Ratusan Jamu Kemasan Disita dari Calon Jemaah Haji

Terbersit niatan Sutikno untuk bekerja di sana mengikuti jejak istrinya. Niat Sutikno sebenarnya agar dia bisa menunaikan ibadah haji. 

Sutikno kemudian mengirimkan surat ke istrinya bahwa dia akan menyusul. Namun, niat itu kandas setelah surat terkirim, tapi tidak lama sang istri pulang ke Indonesia.

Mulai menabung

Karena tekad yang begitu kuat, Sutikno akhirnya mencari cara lain untuk bisa naik haji. Ya, dengan menabung. 

Sutikno kemudian bekerja serabutan, mulai dari tukang ojek, penjaga masjid hingga menjadi penjaga toilet di pasar pun dilakukan.

Pria kelahiran Madiun 10 April 1962 itu menyisihkan pendapatannya dari Rp 30.000- Rp 50.000 per hari. Sutikno bekerja sebagai penjaga toilet sejak tahun 2008 hingga sekarang.

Merasa uang sudah mulai cukup, pada tahun 2012 Sutikno mendaftar program haji di salah satu bank swasta di Tanjungpinang.

Ternyata, saat tiba di bank, uang yang dibawanya tidak cukup untuk membayar uang awal sebesar Rp 7 juta. Sutikno akhirnya menjual gelang dan kalung emas istri demi membayar uang pendaftaran.

Baca juga: Kisah Pasutri Buruh Tani Serabutan Naik Haji, 19 Tahun Sisihkan Rp 10.000 Per Hari, hingga Jadi Gunjingan Warga

Tabungan ibadah haji di bank pun dibuka. Sutikno mulai menabung sebesar Rp 1,030 juta per bulan.

Seusai mendaftar, dirinya djadwalkan berangkat ke Mekkah pada tahun 2020.

Namun, doa dan usaha Sutikno dikabulkan oleh Allah SWT. Tahun keberangkatannya dimajukan menjadi tahun 2019.

"Alhamdulillah, lunas saya mendapatkan kesempatan untuk berangkat pada tahun 2020," ungkap bapak enam anak ini.

Di pertengahan Mei 2019, Sutikno mendapatkan kabar gembira bahwa akan berangkat bersama 348 calon jemaah haji asal Tanjungpinang pada 1 Agustus.

Sutikno yang tinggal di Kampung Sidomulyo, Kelurahan Batu IX, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang ini tinggal menunggu jadwal keberangkatan.

Pada 31 Juli pekan depan, Sutikno akan berangkat ke Batam, dan pada 1 Agustus berangkat ke Mekah.

"Setiap saat saya shalat meminta terus kepada Allah SWT supaya bisa naik haji. Semoga kesehatan dan kelancaran saat menunaikan ibadah haji tetap terjaga," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com