Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Akan Perbanyak Bunga Tabebuya Beragam Warna di Surabaya, Ini Tujuannya

Kompas.com - 27/07/2019, 19:46 WIB
Ghinan Salman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bakal memperbanyak bunga tabebuya di sejumlah sudut Kota Pahlawan.

Tidak hanya di jalan protokol, bunga tabebuya juga akan ditanam di sejumlah taman kota, salah satunya Taman Ngagel Surabaya, yang telah dilengkapi fasilitas jogging track.

Menurut Risma, bunga tabebuya perlu diperbanyak agar masyarakat Surabaya lebih leluasa menikmati indahnya bunga tabebuya dengan beraneka warna.

Baca juga: Bunga Tabebuya Bermekaran, Kota Surabaya Jadi Berwarna-warni

"Nanti kita adakan penanaman (bunga tabebuya) bareng. Kita sudah ngumpulin seribu lebih, nanti kuat-kuatan nanemnya," kata Risma, Sabtu (27/7/2019).

Selain untuk menambah keindahan kota agar terkesan asri, Risma mengaku perlu memperbanyak bunga tabebuya agar kualitas udara di kota berlambang hiu dan buaya itu semakin baik.

Risma menyampaikan, jika di Jepang banyak orang mengenal negara tersebut dengan bunga sakura-nya, maka Surabaya diharapkan dikenal luas di dunia karena memiliki bunga tabebuya beragam warna.

Baca juga: Percantik Kota, Ini Fakta Pohon Tabebuya di Surabaya

"Kalau di Jepang itu (bunga sakura) warnanya kan hanya pink, saya pengin di Surabaya ini, (bunga tabebuya) warnanya beragam. Jadi kita juga nanam ada yang warna ungu dan orange," ucap Risma.

Di tangannya, Kota Surabaya akan disulap menjadi kota taman sepenuhnya. Tahun lalu, Risma sudah membangun 70 lebih taman baru di berbagai sudut kota. Tahun ini, ia akan membangun banyak taman lagi dengan lahan yang lebih luas.

"Se-kota Surabaya ini kita buat menjadi taman. Tujuannya memang untuk lingkungan. Supaya kualitas udara di Surabaya bagus. Seluruh kota akan kita tanami bunga," ujar Risma.

Baca juga: Trembesi dan Tabebuya Bakal Mempercantik Tol Trans Jawa di Jawa Timur

Upaya mempercantik wajah Kota Surabaya dengan memperbanyak bunga tabebuya diyakini bakal mampu menarik minat masyarakat untuk berwisata ke Surabaya.

Risma menyebut, mekarnya bunga tabebuya mampu menyedot jumlah wisatawan yang berkunjung ke Surabaya. Ia berharap, bulan depan jumlah wisatawan akan semakin banyak lagi.

"Bahkan banyak yang kemarin nunggu, 'Bu Risma kapan (tabebuya) berbunga', mereka mau datang gitu. Indeks pariwisata di Surabaya terbaik, kita dapat platinum. Itu karena memang pariwisatanya naik, hunian hotel di Surabaya penuh," imbuh Risma.

Kompas TV Ada yang menarik perhatian warga dari kota Surabaya. Mekarnya bunga Tabebuya yang ditanam di sepanjang pedestrian menambah keindahan kota khususnya di bulan Oktober hingga November. Warna-warni bunga Tabebuya memberikan kesan berbeda di kota Surabaya, Jawa Timur. Tumbuhan asal Amerika yang ditanam sejak 10 tahun lalu kini dikembangkan di Surabaya. Ada lebih dari 1.500 pohon yang saat ini ditanam di jalan protokol kota. Seperti tabebuya jenis merah muda, kuning hingga ungu. Cara penanaman dan perawatan bunga ini pun sederhana dan diperhatikan oleh pemerintah setempat seperti penyiraman air dan pemberian pupuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com