Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Ponpes Waria, Mengenal Tuhan Melawan Stigma hingga Dapat Penghargaan HAM

Kompas.com - 26/07/2019, 18:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

Awalnya 10 orang, kini menjadi 15 orang. Paling tidak hubungan baik antara waria dan keluarganya yang pernah putus dapat dijalin kembali.

"Itulah advokasi yang dilakukan," katanya.

Sampai saat ini Shinta masih memikirkan program terkait waria lansia. Sebab, masih ada waria yang terkatung-katung.

Pihaknya berharap ke depan bisa ikut membantu memberikan pelayanan rumah singgah, kesehatan, hingga spiritual. Shinta juga berharap komunitas waria bisa diterima masyarakat.

Sebab, selama ini mereka sulit untuk mengekspresikan diri, bekerja, mencari tempat tinggal, hingga berbuat baik pun dicurigai karena stigma negatif masyarakat.

Menjadi waria menurut dia sebuah takdir yang tidak bisa dihindari, karena dilahirkan tidak bisa memilih.

Baca juga: Nunggak 2 Hari ke Fintech, Perempuan Ini Diiklankan "Siap Digilir" untuk Bayar Utang

Sumber: KOMPAS.com (Markus Yuwono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com