Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Bicara Surabaya: Multikultuturalisme Menjadikan Kami Toleran

Kompas.com - 26/07/2019, 16:50 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Karena itu, ia mengaku akan menyampaikan tentang kebersihan Kota Surabaya itu kepada pemerintah di Jakarta untuk bisa meniru Surabaya.

"Surabaya bisa menjadi pilot project untuk pusat budaya dan juga sebagai contoh kota-kota lainnya yang ada di Indonesia. Jadi mereka (delegasi berbagai negara) betul-betul sangat senang dan berharap bisa diundang lagi tahun depan," ucap Said.

Baca juga: Dinilai Berhasil Berdayakan Wanita, Risma Terima Penghargaan WEA dari Media China

Ia menambahkan, hal yang perlu dievaluasi hanya durasi waktu acara yang perlu ditambah. Sebab, banyak delegasi yang menyampaikan waktunya terlalu pendek dan ingin lebih lama lagi berada di Surabaya.

"Tapi secara teknis, kegiatan-kegiatan sudah tercakup semua dan mereka sudah sangat puas, meski masih ada yang ingin berlama-lama untuk tinggal di Surabaya," kata Said.

Kuliner khas Indonesia

Dalam acara closing ceremony itu, para peserta mengaku menyukai kuliner khas Indonesia, di antaranya nasi kuning, soto ayam, bakso, pangsit mie, rawon, batagor, siomay dan sate kelapa.

Sedangkan minuman yang disediakan seperti es manado, es teler, es cream, es cao serta minuman produk UMKM Kota Surabaya.

Salah satu delegasi asal Republik Ceko, Václav Pokorný mengaku senang dengan penyambutan serta berbagai jenis sajian kuliner yang disediakan dalam acara tersebut.

"Makanan di sini sangat enak. Aku sangat menyukainya. Begitu banyak jenis kuliner di sini, maka dari itu aku ingin kembali lagi ke Surabaya, mungkin tahun depan," kata dia.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Cerita Driver Ojek Online Ditagih Utang Bank Rp 10 Juta | Risma Panas Dingin Saat Dapatkan Kembali Aset YKP

Di akhir acara, perwakilan dari masing-masing delegasi diberikan cenderamata oleh Risma sebagai bentuk apresiasi Pemkot Surabaya kepada mereka yang telah ikut berpartisipasi dalam ajang Festival Seni Tradisional Internasional Lintas Budaya itu.

Untuk diketahui, Art performance diawali dengan penampilan tari 'Alazanaz & Jarabe' dari Mexico, selanjutnya Republik Ceko dengan tarian 'Walachian Swing Dance', ketiga adalah Uzbekistan dengan tari 'Fergana Dance Style'. 

Keempat penampilan dari Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah dengan tari 'Kayang-Kayang', kemudian kelima penampilan dari India dengan tari 'Mahisasura Mardini', dan selanjutnya tari 'Hisho' dari Jepang.

Penampilan selanjutnya diisi dengan pertunjukkan 'Tari 'Cendrawasih' asal Mengui (Bali), kedelapan adalah Italy dengan tarian 'Carnival Mask', selanjutnya dari Thailand dengan tarian 'Ram Sat Cha Tree' dan kesepuluh dari Polandia dengan tarian 'Rzeszow'.

Kemudian diisi dengan penampilan dari delegasi Indonesia yakni ‘Tari Campak’ dari Kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung.

Kemudian Bulgaria dengan tarian 'Severniashka Pristanusha', kemudian penampilan diisi penampilan dari Kota Bandung dengan tarian 'Anggana Laras' dan Rusia dengan 'Tarian Kozac Farewell' dan kemudian ditutup dengan tari 'Dahur Tali-Bole & Tebedai Dance' dari Timor Leste.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com