Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-gempa Magnitudo 7,2 di Halmahera Selatan, 13 Meninggal hingga 26 Sekolah Rusak

Kompas.com - 26/07/2019, 16:41 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Pasca gempa bermagnitudo 7,2, Kepala Pos Komando Penanganan Gempa Halmahera Selatan Helmi Surya Botutihe, mengatakan, sejauh ini data untuk korban meningal dunia adalah 13 orang.

Sementara itu, belasan rumah di Desa Doro, Kecamatan Gane Barat, terendam banjir usai hujan deras mengguyur desa tersebut. Dari pantauan petugas, banjir setinggi lutut orang dewasa merendam 12 rumah.

Selain itu, para nelayan masih enggan untuk melaut karena masih trauma. Para nelayan tersebut masih bertahan di tenda pengungsian.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Korban tewas mencapai 13 orang

Ilustrasi jenazah. Ilustrasi jenazah.

Korban meninggal yang terakhir didata oleh petugas adalah Samiun Hadi (45) asal Desa Cango, Kecamatan Gane Barat.

"Korban meninggal pada hari Selasa (23/7/2019) karena sakit TBC," kata Sekretaris Desa Cango, Bahri Rasyid kepada Kompas.com, Kamis (25/07/2019).

Sementara itu, menurut Helmi, data para korban luka yang tercatat oleh Pos Komando Penanganan Gempa Halmahera Selatan, adalah 34 luka berat dan 95 orang luka ringan.

"Untuk luka berat dan ringan sudah kita tangani, ada sebagian luka berat yang dirujuk ke RSUD Labuha, ada juga dua orang yang dirujuk ke luar Halmahera Selatan," kata Helmi.

Baca juga: Korban Meninggal Gempa Bumi Halmahera Selatan Jadi 13 Orang

2. Para siswa sekolah masih trauma

Anak-anak korban gempa bumi di Desa Balitata, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sabtu (20/07/2019)YAMIN ABDUL HASAN Anak-anak korban gempa bumi di Desa Balitata, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sabtu (20/07/2019)

Hingga Sabtu (20/07/2019), aktifitas sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMU belum berjalan dengan normal.

Sebagian besar siswa enggan bersekolah karena masih takut akan adanya gempa susulan.

"Masih takut," kata Faruk, ketika ditemui di lokasi pengungsian Desa Balitata, Kecamatan Gane Barat, Sabtu (20/07/2019).

Tak hanya siswa, sejumlah guru pun kabarnya belum berani masuk ke sekolah karena masih ada di lokasi pengungsian.

"Guru belum ada," kata siswa SMP 103 Kabupaten Halmahera Selatan itu.

Baca juga: Sebanyak 26 Sekolah Rusak Akibat Gempa Bumi di Halmahera Selatan

3. Sejumlah sekolah alami rusak akibat gempa 

Bangunan rusak akibat gempa di Desa Yomen, Kepulauan Joronga, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa (16/7/2019). Sebagian besar bangunan di kawasan tersebut rusak akibat gempa yang terjadi Minggu (14/7/2019).ANTARA FOTO/ABDUL FATAH Bangunan rusak akibat gempa di Desa Yomen, Kepulauan Joronga, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa (16/7/2019). Sebagian besar bangunan di kawasan tersebut rusak akibat gempa yang terjadi Minggu (14/7/2019).

Pasca-gempa, 26 bangunan sekolah mengalami kerusakan. Dari 26 sekolah tersebut terdiri dari sekolah dasar (SD) 19 unit dan SMP sebanyak 7 unit. Sekolah yang rusak tersebut tersebut tersebar di 21 desa di 5 kecamatan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan, Nurlela Muhammad ketika dihubungi Kompas.com mengatakan, untuk saat ini belum dapat dikategorikan mana sekolah yang mengalami rusak ringan, sedang dan berat karena masih butuh kajian.

"Itu nanti ada tim tehnik yang akan melakukan menghitung itu, mengklasifikasikan mana rusak ringan dan berat, dan besok itu akan dimulai," kata Nurlela ketika dihubungi via telepon, Senin (22/07/2019).

Baca juga: Enam Hari Usai Gempa Halmahera, Aktifitas Sekolah Belum Normal

4. Para nelayan enggan melaut karena trauma

Dua pajeko di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara belum melaut pasca gempa bumi, Rabu (24/07/2019)YAMIN ABDUL HASAN Dua pajeko di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara belum melaut pasca gempa bumi, Rabu (24/07/2019)

Para nelayan di beberapa desa di Halmahera Selatan pun masih trauma melaut. Mereka pun memilih untuk bertahan di tenda pengungsian.

"Sudah sekitar satu minggu ini, sejak gempa, (nelayan) belum melaut karena takut gempa," kata Usman, salah nelayan di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Rabu (24/07/2019).

Seluruh nelayan yang punya kapal Pajeko di Desa Saketa sejauh ini belum berani melaut, sampai menunggu betul-betul tidak ada lagi gempa susulan.
"Pajeko itu sudah hampir seminggu ini ada di situ, tunggu sampai tidak ada gempa," kata Usman lagi.

Tidak adanya nelayan yang melaut, membuat harga ikan di Saketa melambung tiga kali lipat. Kondisi ini sangat dirasakan masyarakat karena sudah terbiasa dengan harga ikan murah.

Baca juga: Tanggap Darurat Bencana Halmahera Selatan Diperpanjang 7 Hari Lagi

5. Usai gempa, belasan rumah terendam banjir 

Sejumlah rumah di Desa Doro, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara terendam banjir, Selasa (23/07/2019)YAMIN ABDUL HASAN Sejumlah rumah di Desa Doro, Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara terendam banjir, Selasa (23/07/2019)

Sebanyak 12 rumah Desa Doro terendam banjir pada hari Selasa (23/7/2019). Desa Doro merupakan salah satu desa yang terkena dampak bencana gempa bumi bermagnitudo 7,2 pada Minggu, 14 Juli 2019 lalu.

Banjir yang dari pukul 13.00 Wit tersebut merendam rumah warga dengan ketinggian air setinggi lutut orang dewasa.

"Ketinggiannya sekitar 50 centimeter," kata Kepala Desa Mustafa Din kepada Kompas.com.

Banjir tersebut karena intensitas curah hujan tinggi yang mengguyur Kecamatan Gane Barat dari pagi hingga sore.

Baca juga: Usai Digoyang Gempa, Rumah di Halmahera Selatan Terendam Banjir

Sumber: KOMPAS.com (Fatimah Yamin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com