KOMPAS.com - Pasca gempa bermagnitudo 7,2, Kepala Pos Komando Penanganan Gempa Halmahera Selatan Helmi Surya Botutihe, mengatakan, sejauh ini data untuk korban meningal dunia adalah 13 orang.
Sementara itu, belasan rumah di Desa Doro, Kecamatan Gane Barat, terendam banjir usai hujan deras mengguyur desa tersebut. Dari pantauan petugas, banjir setinggi lutut orang dewasa merendam 12 rumah.
Selain itu, para nelayan masih enggan untuk melaut karena masih trauma. Para nelayan tersebut masih bertahan di tenda pengungsian.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Korban meninggal yang terakhir didata oleh petugas adalah Samiun Hadi (45) asal Desa Cango, Kecamatan Gane Barat.
"Korban meninggal pada hari Selasa (23/7/2019) karena sakit TBC," kata Sekretaris Desa Cango, Bahri Rasyid kepada Kompas.com, Kamis (25/07/2019).
Sementara itu, menurut Helmi, data para korban luka yang tercatat oleh Pos Komando Penanganan Gempa Halmahera Selatan, adalah 34 luka berat dan 95 orang luka ringan.
"Untuk luka berat dan ringan sudah kita tangani, ada sebagian luka berat yang dirujuk ke RSUD Labuha, ada juga dua orang yang dirujuk ke luar Halmahera Selatan," kata Helmi.
Baca juga: Korban Meninggal Gempa Bumi Halmahera Selatan Jadi 13 Orang
Hingga Sabtu (20/07/2019), aktifitas sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMU belum berjalan dengan normal.
Sebagian besar siswa enggan bersekolah karena masih takut akan adanya gempa susulan.
"Masih takut," kata Faruk, ketika ditemui di lokasi pengungsian Desa Balitata, Kecamatan Gane Barat, Sabtu (20/07/2019).
Tak hanya siswa, sejumlah guru pun kabarnya belum berani masuk ke sekolah karena masih ada di lokasi pengungsian.
"Guru belum ada," kata siswa SMP 103 Kabupaten Halmahera Selatan itu.
Baca juga: Sebanyak 26 Sekolah Rusak Akibat Gempa Bumi di Halmahera Selatan