Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permudah Siswa Belajar, Bocah 12 Tahun Ini Buat Aplikasi Pembelajaran Digital

Kompas.com - 26/07/2019, 12:20 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Khairina

Tim Redaksi

 

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Niat mulia seorang bocah berusia 12 tahun akhirnya terwujud setelah pembuatan platform e-Learning selesai.

Platform tersebut diciptakan untuk jenjang SD, SMP, SMA/SMK oleh Muhammad Hafizh Bayhaqi dibantu rekan seusianya bernama Naisyilla Nurina Rahmawati (14). Proses pembuatannya memakan waktu dua bulan.

"Saya buat platform-nya menggunakan perangkat lunak Content Management System (CMS) juga melibatkan teman saya untuk bagian desain tampilan gambarnya," ucap Hafizh saat ditemui Kompas.com, Kamis (25/7/2019).

Baca juga: Penerapan E-Learning Harus Diikuti dengan Kompetensi Dosen

Tak menunggu lama, Hafizh lantas mengenalkan aplikasi ini melalui seminar online dengan para guru se-Indonesia yang difasilitasi oleh platfrom seamolec.

Para guru langsung menyambut baik peluncuran aplikasi berbasis pembelajaran digital itu.

Tak ayal, platform yang diberi nama Pintar Online ini langsung digunakan di 54 sekolah di seluruh Indonesia tanpa dipungut biaya.

Kedua anak asal Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini berkeinginan agar adanya kesinambungan antara guru, murid dan orangtua lewat platform tersebut.

Aplikasi cerdas itu difasilitasi sesuai kebutuhan guru dan siswa pada proses pembelajaran digital.

Selain itu, orangtua pun dapat memantau perkembangan akademis anak bahkan absensi kehadiran di sekolah.

"Saling berhubungan guru mata pelajaran, muridnya dan wali muridnya. Masing-masing mereka bisa kontrol anaknya bahkan bisa melihat perkembangan nilai dan absensinya," katanya.

"Bedanya, aplikasi ini guru yang input kontennya jadi kita sebenarnya menyediakan platform-nya maka dari itu sekolah harus berlomba bagaimana membuat konten terbaik buat anak-anak muridnya," sambungnya.

Baca juga: Akademi Antikorupsi, Kuliah Singkat Lawan Korupsi dengan Metode E-Learning

Hafizh mengatakan, ide menciptakan platform itu berawal dari keinginannya untuk membantu belajar sang adik yang homeschooling.

"Awal mulanya buat adik karena dia homeschooling, jadi ada ide gimana terapinya agar aksesnya bisa seperti area sekolah ada guru, wali murid sama murid sehingga dicoba-coba buat platform learning ini," terangnya.

Hafizh menyebut, isi konten yang ada di dalam web https://www.pintar.online seperti sekolah pada umumnya. Namun, yang membedakannya jenjang pendidikannya.

"Konten untuk SD cuman dibatasi enam ada ilmu agama, PPKN, matematika, IPA, IPS, sama Bahasa Indonesia. Kalau untuk SMA, SMP kontennya enggak dibatasi tergantung wali kelas dan guru mapelnya yang buat," ujarnya.

Ia berharap, dengan adanya aplikasi tersebut ekosistem pendidikan dapat menjadi salah satu upaya dalam pemerataan akses pendidikan di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com