Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Duka Pemadam Karhutla, Memanjat Pohon hingga Bermalam di Hutan

Kompas.com - 26/07/2019, 10:05 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pemadaman api kebakaran hutan dan lahan atau karhutla bukan perkara mudah.

Banyak pengalaman pahit dialami oleh tim pemadam pada kebakaran lahan di wilayah Provinsi Riau.

Pengalaman pahit ini dialami regu pemadam kebakaran Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas. Mereka terjebak hingga terpaksa bermalam di hutan.

Baca juga: Seabrek Tugas Pemadam Kebakaran: Padamkan Api, Tangkap Biawak hingga Lepas Cincin Kawin

Ardi Nata Tarigan (24), salah satu anggota regu pemadam APP Sinarmas terjebak di hutan saat berjibaku memadamkan api.

Hal ini diceritakan Ardi saat ditemui Kompas.com di pabrik kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Sinar Mas Group di Perawang, Kabupaten Siak, Riau, Kamis (25/7/2019) siang.

"Kejadiannya sekitar dua minggu yang lalu saat kami memadamkan karhutla di Desa Melibur di Kabupaten Bengkalis," ujar Ardi.

Dia bercerita, awalnya satu regu pemadam kebakaran berjumlah tujuh orang, melakukan patroli karhutla menggunakan helikopter.

Sore itu, sekitar jam 17.00 WIB, ditemukan satu titik api di Desa Melibur.

"Kami turun dari heli untuk memadamkan api. Sekitar jam 7 malam api sudah berhasil dipadamkan, karena kebakaran tidak luas," kata Ardi.

Namun, pada saat di lokasi, lanjut dia, tidak ada sinyal telepon, apalagi internet.

Sehingga tidak bisa menghubungi pusat komando karhutla atau situation room APP Sinar Mas.

Mereka panik, namun mencoba untuk tetap tenang. Sebab mereka sadar sedang berada di hutan.

"Kami sudah lost contact. Tak bisa berbuat apa-apa. Jadi ponsel kami matikan semua biar irit baterai," sebut Ardi.

Baca juga: Minimnya Pakaian Khusus Evakuasi Tawon Petugas Pemadam Kebakaran...

Mereka memutuskan tidur di dalam hutan. Karena, tidak mungkin menerobos hutan yang penuh dengan kayu-kayu besar.

"Takut harus kami tahan. Kami terpaksa tidur di hutan menunggu pagi besok. Untung kami bawa bekal makanan yaitu roti," kata Ardi.

Rupanya, kata dia, regu pemadam lainnya malam itu datang untuk mencari mereka ke hutan, namun tidak ditemukan karena tidak ada akses ke lokasi.

"Kawan-kawan ternyata mencari kami menggunakan sepeda motor, tapi enggak ketemu," sebut Ardi.

Keesokan paginya, sekitar pukul 07.00 WIB, kata dia, salah satu anggota memanjat pohon setinggi sepuluh meter untuk mencari sinyal.

"Akhirnya kami bisa menghubungi petugas di ruang komando untuk menjemput kami pakai heli," tambahnya.

Ardi mengaku tidak akan pernah lupa dengan kejadian itu. Namun, demi tugas, ia dan tim lainnya akan terus berupaya membantu memadamkan karhutla di Riau.

Apalagi, saat ini Riau dalam kondisi musim kemarau, sehingga tim pemadam kebakaran APP Sinarmas selalu siap 24 jam untuk membantu memadamkan api.

Sementara itu, Humas PT Sinarmas Nurul Huda menyampaikan, saat ini regu pemadam kebakaran PT Sinarmas berjumlah 860 orang, yang semuanya sudah tersertifikasi dan berpengalaman.

Selain tim pemadam darat, tambah dia, Sinarmas juga memiliki empat unit helikopter untuk pemadaman karhutla di Riau.

"Kami membantu pemadaman dengan empat heli kita siapkan. Dua heli water bombing jenis Super Puma dan Heli Bell 412, serta dua heli patrol, yang juga bisa digunakan untuk water bombing," kata Nurul.

Nurul mengatakan, PT Sinarmas mendukung penuh Pemerintah Provinsi Riau dalam menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan.

Bahkan, sejak beberapa terakhir, regu pemadam dikerahkan untuk memadamkan karhutla yang terjadi di sejumlah daerah di Riau.

"Terakhir kami pemadaman karhutla di GSK (Giam Siak Kecil), kawasan Suaka Margasatwa. Kebetulan kita diminta oleh Satgas Karhutla untuk membantu memadamkan api. Kemudian di Kabupaten Pelalawan, kita kirim tim darat," kata Nurul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com