KOMPAS.com - Herayati asal Cilegon, Banten lulus dengan perdikat cum laude dari Institut Tekhnologi Bandung. Ia kemudian dipinang oleh salah satu kampus ternama di Banteng, Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta).
Walaupun berasal dari keluarga sederhana, ayahnya pengayuh becak, Heryatai berhasil mewujudkan cita-cinta sebagai dosen di usia sangat muda.
Berikut fakta tentang Herayati, anak pengayuh becak yang berhasil menjadi dosen di usia muda:
Hera lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,8.
Dari target lulus satu tahun karena program fast track, Hera mampu menyelesaikannya dalam waktu 10 bulan saja.
itupun setengah masa kuliahnya dihabiskan di Chulalongkorn University Thailand lewat program student exchange.
Baca juga: Anak Pengayuh Becak Lulusan ITB Dilamar Jadi Dosen Luar Biasa Untirta
"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," kata Hera, kepada Kompas.com, di kediamannya di Jalan Masigit-Sumur Menjangan, Grogol, Kota Cilegon, Banten, Rabu (24/7/2019).
Setelah menyelesaikan program fast track di ITB, Hera melanjutkan kuliah S2 dan setelah lulus ia langsung diberi amanah untuk mengabdi sebagai dosen luar biasa di Jurusan Teknik.
Dia mulai mengajar kimia dasar pada bulan September 2019 di usia yang masih muda yakni 22 tahun.
"Maunya jadi dosen tetap, tapi harus PNS, sambil menunggu penerimaan, jadi dosen luar biasa dulu sementara di teknik untuk kimia dasar, mulai ngajar bulan September ini," kata perempuan kelahiran 17 April 1997 itu.
Baca juga: Kisah Herayati, Anak Pengayuh Becak Lulusan ITB Dilamar Jadi Dosen di Untirta
Tidak patah semangat, Hera mengikuti seleksi berikutnya lewat tes tertulis dan lolos di Teknik Kimia.
Menjadi bagian dari ITB adalah cita-cita Hera saat dia masih duduk SMP.