Dalam praktiknya, Pos Kamling juga kerap berfungsi sebagai tempat menongkrong bagi masyarakat di waktu malam. Baik untuk mendukung pengamanan lingkungannya masing-masing, maupun untuk tujuan lainnya.
Ketua RT 02 RW 03, Desa Mojoduwur, Kabupaten Jombang, Imam Wahyudi mengaku senang, fungsi Pos Kamling di tempatnya tak hanya sebagai tempat kumpul para petugas ronda malam, ataupun tempat menongkrong kalangan bapak-bapak.
Pos Kamling yang ada di depan rumahnya, kini juga berfungsi sebagai area bermain dan tempat membaca bagi anak-anak di lingkungannya.
"Kalau malam untuk bapak-bapak, tapi kalau siang atau sore begini untuk anak-anak," katanya kepada Kompas.com.
Dijelaskan Imam Wahyudi, pemanfaatan Pos Kamling sebagai Pos Sudut Baca untuk anak-anak dilakukan sejak 1 bulan lalu. Meski demikian, dia memastikan tak ada perubahan fungsi asal dari Pos Kamling.
Sejauh ini, tambah Imam, pemanfaatan Pos Kamling sebagai area bermain dan membaca memberikan dampak signifikan bagi lingkungannya.
"Anak-anak yang datang untuk bermain atau baca-baca di sini, jadi lebih ramai sekarang. Kalau di Pos ini tidak muat, anak-anak ada yang ke halaman dan teras rumah saya," katanya.
Baca juga: Kisah Siswi SMP yang Belajar Sambil Berjualan Bakpau di Pom Bensin Tangerang
Membangun budaya membaca dan merawat buku
Ketua Karang Taruna Desa Mojoduwur, Muhammad Nasihuddin mengungkapkan, menyebar dan menyediakan buku di tempat yang mudah dijangkau merupakan bagian dari upaya meningkatkan minat baca anak-anak di kampung tempat tinggalnya.
Manurut Nasihuddin, dengan kemudahan untuk mengakses buku, minat baca anak-anak di Desa Mojoduwur diyakini bisa meningkat.
Dengan demikian, lanjut dia, budaya membaca sudah tertanam sejak kecil.
"Target dan harapan kita seperti itu. Minat anak-anak untuk membaca makin bertambah, sehingga nantinya budaya membaca sudah terbangun sejak kecil," jelas Didin, sapaan akrabnya.
Dikatakan Didin, selain mengajak untuk meminati buku, anak-anak pengunjung Pos Kamling juga diajak untuk menjaga, mencintai hingga merawat buku.
Upaya itu dilakukan agar buku-buku yang tersedia tidak hilang atau rusak, sehingga bisa digunakan untuk anak-anak lainnya. Apalagi, buku-buku yang tersedia untuk anak-anak saat ini jumlahnya masih terbatas.
"Bukan hanya kita ajak untuk suka membaca. Anak-anak di sini juga kita beri pemahaman bagaimana menjaga dan merawat buku, supaya awet dan bisa dibaca sama yang lain," tuturnya.