Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Istri Siram Air Panas ke Suami, Sakit Hati hingga Terancam 10 Tahun Penjara

Kompas.com - 25/07/2019, 07:12 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial AJ (30) nekat menyiram suaminya, Bahtiar (28), dengan air panas karena sakit hati setelah tahu si suami menikah lagi.

Peristiwa penyiraman tersebut terjadi di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (13/7/2019) pekan lalu.

Akibat penyiraman itu, mengakibatkan tubuh Bahtiar luka hingga meninggal dunia usai dirawat selama sekitar enam hari.

Kematian Bahtiar tidak diterima keluargaya, keluarga sempat melaporkan perlakuan AJ ke polsek terdekat. AJ telah ditetapkan tersangka dan sudah mendekam di sel tahanan Polres Jeneponto.

Berikut fakta istri siram air panas ke suami:

1. Kronologi kejadian

Ilustrasi garis polisi.THINKSTOCK Ilustrasi garis polisi.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Soendani mengungkapkan kronologi peristiwa hingga AJ nekat menyiram air panas Bahtiar.

Sekitar tanggal 24 Juni 2019 lalu, AJ mengetahui suaminya telah menikah dengan M pada tahun 2018 lalu.

AJ menanyakan kabar ini ke Bahtiar yang dibenarkan sendiri oleh Bahtiar. Tidak hanya itu, Bahtiar juga mengatakan akan mengajak istri keduanya itu tinggal serumah dengannya.

Puncaknya, pada Sabtu (13/7/2019) pekan lalu, sekitar pukul 09.00 Wita, AJ memasak air panas di dalam panci. Saat itu, Bahtiar sedang tertidur di kamarnya.

"Sewaktu Bahtiar sedang tidur, AJ memasak air panas dan menuangkannya ke dalam ember lalu menyiramkannya ke arah suaminya di bagian dada dan perut," kata Dicky Soendani di Makassar.

Baca juga: Duduk Perkara Istri Siram Air Panas ke Tubuh Suami hingga Tewas

2. Sempat dibawa ke rumah sakit dan pengobatan tradisional

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit

Usai disiram, Bahtiar sempat dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Takalar. Walau dirawat di rumah sakit, kondisi Bahtiar tidak kunjung membaik.

Keluarganya kemudian memutuskan untuk membawa dia pulang dan mengobati lukanya secara tradisional di rumah kerabatnya.

Enam hari setelah menjalani perawatan tradisional, kesehatan Bahtiar tak kunjung membaik. Ia akhirnya meninggal dunia Jumat lalu.

Baca juga: Sebelum Ditangkap, Ayah yang Aniaya Anak Gizi Buruk Ancam Polisi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com