Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Herayati, Anak Pengayuh Becak Lulusan ITB Dilamar Jadi Dosen di Untirta

Kompas.com - 24/07/2019, 18:21 WIB
Acep Nazmudin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Mata Herayati berbinar-binar saat menceritakan kisah dirinya diminta jadi dosen di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten. Jadi dosen adalah cita-citanya sejak kecil.  

Hera, begitu panggilannya, pernah menjadi pemberitaan pada 2018 lalu saat dirinya lulus dengan predikat cum laude dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Saat itu, media mengangkat kisah Hera, seorang anak pengayuh becak yang berprestasi. 

Saat ditanya apa cita-citanya, Hera mengutarakan ingin menjadi dosen. Inilah awal mula perjalanan Hera menggapai impiannya mengajar di kampus ternama di Banten tersebut. 

"2018 lalu saya diminta datang ke Untirta, tapi saat itu saya baru lulus S1, sementara jadi dosen minimal S2," kata Hera kepada Kompas.com di kediamannya di Jalan Masigit-Sumur Menjangan, Grogol, Kota Cilegon, Banten, Rabu (24/7/2019).

Baca juga: Herayati, Anak Pengayuh Becak, Lulus ITB dengan Predikat Cum Laude

Hera yang kebetulan mengambil program fast track di ITB melanjutkan S2 di sana, yang ditempuhnya dalam waktu kurang dari satu tahun. Hebatnya lagi, dia lulus dengan predikat cum laude dengan IPK 3,8.

Setelah lulus S2, pihak Kampus Untirta kembali memanggil Hera, dan langsung diberi amanah untuk mengabdi sebagai dosen luar biasa di Jurusan Teknik.

"Maunya jadi dosen tetap, tapi harus PNS, sambil menunggu penerimaan, jadi dosen luar biasa dulu sementara di teknik untuk kimia dasar, mulai ngajar bulan September ini," kata perempuan kelahiran 17 April 1997 ini. 

Apa yang dicapai oleh Hera saat ini bukan sesuatu yang bisa didapat dengan mudah. Dia menceritakan perih dan terjalnya perjalanan saat menempuh kuliah dalam keadaan terbatas.

Ya, ayah Hera, Sawiri, hanyalah seorang pengayuh becak di Cilegon. Sementara ibunya tinggal di rumah mengurus rumah tangga. Dengan penghasilan yang tidak menentu, sulit dipercaya bahwa Hera bisa menyabet gelar sarjana dan magister di ITB. 

Awal mula masuk ITB

Hera mengatakan, impian untuk masuk ke ITB sudah muncul sejak dirinya SMP. Selepas lulus SMA, Hera pernah gagal masuk ITB di seleksi pertama lewat jalur undangan. 

Tidak patah semangat, dia mengikuti seleksi berikutnya lewat tes tertulis dan lolos di Teknik Kimia. 

Walaupun berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas, Hera tidak pernah ragu untuk tetap melanjutkan kuliahnya. Dia tetap melaju dengan optimistis. 

Herayati dan kedua orang tuanya usai wisuda di ITB.Dokumen Herayati Herayati dan kedua orang tuanya usai wisuda di ITB.

Pada awal tahun kuliahnya, Hera mendapat sejumlah beasiswa, di antaranya dari program bidik misi dan bantuan dari Pemerintah Kota Cilegon. 

Namun, beasiswa tersebut terkadang masih kurang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Sementara mengandalkan kiriman dari orangtuanya juga mustahil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com