Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Tewas Seusai Orientasi, Kepala SMA Taruna Indonesia Diperiksa Polisi

Kompas.com - 24/07/2019, 15:56 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Palembang memeriksa Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia, Rabu (24/7/2019).

Pemeriksaan tersebut terkait kematian dua siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia seusai mengikuti masa orientasi siswa. Pemeriksaan berlangsung di ruang unit pidana umum.

Kepala Sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Tarmizi Endrianto dicecar oleh penyidik dengan beberapa pertanyaan seputar kegiatan orientasi.

"Ini pemeriksaan kedua saya untuk saksi DBJ. Tadi dipanggil penyidik, ditanyakan seputar kegiatan orientasi saja," kata Tarmizi.

Menurut Tarmizi, ia sebelumnya diperiksa penyidik di sekolah.

Pemeriksaan itu setelah polisi menetapkan Obby Frisman Arkataku (24) yang merupakan pembimbing ditetapkan sebagai tersangka.

Baca juga: Harapan Sang Taruna yang Berujung Maut di Sekolah Impian

Menurut Tarmizi, dalam kegiatan orientasi tersebut mereka melibatkan institusi dari TNI sebagai pembina.

Sementara, tersangka Obby hanya berstatus sebagai pembina pembantu ketika acara itu berlangsung.

"Kami tidak tahu ada pemukulan itu. Diharamkan selama kegiatan untuk kontak fisik. Pembinaan sebenarnya sudah diserahkan ke ahli dari TNI. Kalau itu (Obby) membantu kegiatan saja," kata Tarmizi.

Tarmizi menyerahkan kasus penganiayaan yang menjerat Obby ke polisi. Meski terganjal masalah kekerasan, kondisi sekolah masih melakukan kegiatan belajar seperti biasa.

"Aktivitas belajar masih berjalan, tidak terganggu. Kami serahkan semuanya ke polisi, itu hanya oknum saja," kata Tarmizi.

Baca juga: Kasus Tewasnya 2 Siswa SMA Taruna, Polisi Segera Tetapkan Tersangka Baru

Sebelumnya, Obby ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan DBJ (14) siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia, Palembang.

Dalam hasil penyelidikan polisi, Obby diduga menganiaya korban lantaran tak mengikuti intruksinya ketika orientasi siswa berlangsung.

Dari rekontruksi yang digelar, Obby memukul DBJ dengan menggunakan bambu buntu.

Tak sampai disitu, DBJ juga sempat ditarik tersangka dari belakang ketika sedang merayap. Akibatnya, tubuh DBJ terpelanting dan kepalanya terbentur aspal hingga menyebabkan korban tewas.

Selain DBJ, WJ (14) yang juga merupakan siswa di sekolah tersebut meninggal usai menjalani perawatan di rumah sakit selama enam hari.

Orangtua WJ juga telah membuat laporan ke Polresta Palembang, lantaran menduga WJ ikut menjadi korban kekerasan saat orientasi berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com