Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Persembayangan Galungan Kuningan di Ubud, Sepasang Turis Asal Polandia Gunakan Pakaian Adat Bali

Kompas.com - 24/07/2019, 15:39 WIB
Rachmawati

Editor

GIANYAR, KOMPAS.com – Beberapa turis asing ikut persembayangan bersama masyarakat Hindu Bali di Pura Dalam Desa Pakraman Ubud, Gianyar saat perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Rabu (24/7/2019).

Sebagian turis juga mengenakan pakaian adat Bali dan berbaur dengan umat Hindu yang ada di Ubud, Bali.

 “Kami tidak beragama Hindu, tapi ikut proses sembahyang dan ikut berdoa di Pura Dalam, Ubud, bersama masyarakat Hindu Bali,” kata Barteck dan Aneta, sepasang turis asal Polandia yang ikut upacara persembayangan.

Baca juga: Pangandaran Sejuk Rasa Lembang, Turis Betah Berlama-lama di Pantai

“Kami berdoa minta keberuntungan,” tambah Barteck, yang mengenakan pakaian adat Bali berwarna putih lengkap dengan penutup kepala. Sedangkan Aneta mengenakan baju kebaya berwarna kuning.

Kadek, salah seorang MangkuPura Dalam, Ubud, mengatakan sejak Rabu pagi hingga siang, banyak turis asing yang ikut sembahyang di pura tersebut.

“Ada yang beragama Hindu, namun sebagian besar bukan beragama Hindu tapi mereka tetap sembahyang bersama masyarakat Hindu Bali, dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” katanya.

Menurut dia, masyarakat Hindu Bali menyambut pemeluk agama lain ikut persembahyangan di pura.

Baca juga: 7 Fakta Kasus Pelecehan Turis di Malioboro, Pelaku Oknum Guru Olahraga hingga Incar Turis Asing

Mayoritas turis datang ke berbagai pura di Kota Ubud untuk menyaksikan masyarakat Hindu Bali sembahyang dan berdoa merayakan Hari rRya Galungan dan Kuningan.

Di dalam Pura mereka juga membuat foto dan video untuk mengabadikan kegiatan masyarakat Hindu Bali.

Untuk masuk ke dalam pura, turis wajib menggunakan pakaian adat. Untuk lelaki, wajib menggunakan sarung dan tutup kepala,  sedangkan wanita menggunakan baju kebaya.

Seorang warga Korea Selatan Park Kun terlihat asyik mengabadikan persembahyangan masyarakat Hindu di Pura Alas Harum, desa Pejeng, Ubud dengan kameranya.

Mulai pagi hingga jam 12 Wita, para turis terlihat memadati jalan untuk menyaksikan umat Hindu merayakann Galungan dan Kuningan. Sementara toko di sepanjang jalan di Ubud memilih titip.

Baca juga: Pelaku Remas Dada Turis Lokal di Yogyakarta Adalah Penjual Cilok, Ini Pengakuannya

Bagi masyarakat Hindu Bali, perayaan Galungan dan Kuningan merupakan hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma). Mereka merayakan dengan melakukan persembahyangan di Pura tiap desa adat di seluruh Bali.

Selain itu, saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, adat istiadat Hindu Bali mewajibkan setiap rumah memasang penjor yang terbuat dari sebatang bambu yang dihias dengan padi serta tempat sesajen.

Penjor yang dipasang di halaman depan rumah di sepanjang jalan di Ubud dan daerah lainnya di Gianyar menjadi daya tarik tersendiri bagi  turis yang dayang saat Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com