Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Air Bersih, Warga Gali Tanah di Dasar Kolam

Kompas.com - 24/07/2019, 15:29 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

 

CIANJUR, KOMPAS.com – Warga Kampung Cisalak, Desa Cisalak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tengah dilanda kekeringan parah.

Sumber-sumber air yang selama ini digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sungai, sumur dan kolam mengering sejak dua bulan terakhir.

Warga pun terpaksa mencari dan membuat sumber air baru, salah satunya dengan menggali tanah di dasar kolam yang telah mengering.

“Mau bagaimana lagi, sungai sudah kering, kolam juga kering, jadi terpaksa harus menggali, mudah-mudahan saja ada airnya,” tutur Jaenudin, seorang warga kepada Kompas.com, Selasa (23/07/2019).

Baca juga: Kekeringan, Warga Banyumas Tampung Air Bersih dengan Terpal

Ia mengatakan, terpaksa menggali kolam di belakang rumahnya itu agar bisa mendapatkan sumber air baru.

“Kalau warga yang dekat sungai pakai sisa air (sungai) yang ada. Kalau saya kan agak jauh, jadi gali kolam ini saja,” ucapnya.

Ketua RW setempat, Yusup Cucun menyebutkan, sejak bendungan irigasi Sungai Cikondang, Cibeber, jebol Januari lalu, debit air di kolam dan empang di wilayahnya terus menyusut.

“Puncaknya dalam sebulan terakhir ini, karena musim kemarau juga jadi kolam dan empang sekarang sudah benar-benar kering,” katanya.

Selain menggali tanah, warga juga berinisiatif membuat kubangan dengan cara membendung aliran air sungai yang tersisa dengan karung-karung pasir.

“Termasuk buat lobang-lobang (cerukan) di sungai ini. Airnya keluar tapi memang kurang bagus,” ujarnya.

Agar bisa tetap mendapatkan persediaan air, warga pun patungan menyewa mesin pompa untuk menyedot air di salah satu kubangan di Kali Cisalak.

“Kita swadaya untuk sewa dan beli bahan bakarnya. Air kita sedot ke kolam masid, dan warga MCK-nya di sana. Jadi kubangan ini untuk sumber saja,” katanya.

Namun, untuk menyedot air tidak bisa dilakukan setiap hari, karena debit air di kubangan semakin berkurang dan mudah keruh.

“Sampai harus gadang hingga tengah malam untuk jaga air, karena tinggal ini sumber air yang ada dan bisa dimanfaatkan warga,” ucapnya.

Baca juga: Kekeringan, Warga Gunakan Air Kubangan untuk Cuci Beras dan Mandi

Disebutkan Yusup, kondisi kekeringan yang terjadi saat ini adalah terparah sejak ia tinggal di wilayah tersebut.

“Tahun 70-an pernah kemarau panjang hampir delapan bulan di sini, tapi sungai dan sumur tetap ada airnya. Sekarang baru dua bulan saja sudah kering kerontang seperti ini. Sumur, kolam, dan sungai tak ada airnya,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com