Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] "Underpass" Kentungan Yogyakarta Ambles | PAN Bantah Amien Rais Pernah Nazar Jalan Kaki Yogya-Jakarta

Kompas.com - 24/07/2019, 07:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita tentang proyek "underpass" Kentungan di Yogyakarta yang ambles menjadi sorotan.

Polisi terpaksa menghentikan aktivitas proyek tersebut untuk sementara karena kepentingan penyelidikan.

Sementara itu, berita tentang tentang perjuangan dokter gigi Romi di Solok Utara juga menyita perhatian.

Dokter gigir Romi dinyatakan tidak lolos CPNS secara sepihak dengan alasan tidak sehat secara fisik.

Penyandang disabilitas itu pun berencana ajukan gugatan ke PTUN dan melaporkan Bupati Solo Utara.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Proyek "underpass" Kentungan Yogyakarta ambles

Mobil Land Rover yang terperosok ke dalam lubang underpass Kentungan yang amblas, dievakuasi, Selasa (23/7/2019).KOMPAS.com/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Mobil Land Rover yang terperosok ke dalam lubang underpass Kentungan yang amblas, dievakuasi, Selasa (23/7/2019).

Untuk kepentingan penyelidikan, polisi menghentikan sementara proyek "underpass" Kentungan di Yogyakarta, hari Selasa (23/7/2019).

Menurut Kasat Lantas Polres Sleman AKP Faisal Pratama, penghentian itu dilakukan untuk kepentingan penyelidikan yang dilakukan pihak Satlantas dan Reskrim Polres Sleman.

Sementara itu, sejumlah saksi mata menceritakan, sebuah truk dan mobil Land Rover tiba-tiba terperosok ke dalam lubang galian proyek underpass sedalam 1 meter di Kentungan, Sleman, Yogyakarta.

Sopir truk, Ahmad Mujahiddin, mengaku hanya merasakan truknya terguling. Saat itu truk dalam posisi berhenti karena lampu merah menyala.

"Ya langsung ambles. Saya tidak merasakan jalan bergoyang, tidak ada tanda-tanda sama sekali. Tiba-tiba langsung miring, jatuh," ujarnya.

Baca berita selengkapnya: Proyek "Underpass" Kentungan Yogyakarta Tiba-tiba Ambles, Truk dan Land Rover Jatuh Terguling

2. Pria bernama Lilik Yuliantoro gantikan nazar Amien Rais

Pemuda asal Blora, Jawa Tengah, Lilik Yuliantoro melakukan aksi jalan kaki dari Yogyakarta menuju Jakarta di Kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (22/7/2019). Aksi itu bermaksud menggantikan nazar Amien Rais berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta serta menjadi wujud merajut aspirasi rakyat Indonesia karena dalam perjalananya Lilik Yulianto akan membawa titipan aspirasi dari daerah-daerah yang dilaluinya dan selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko Pemuda asal Blora, Jawa Tengah, Lilik Yuliantoro melakukan aksi jalan kaki dari Yogyakarta menuju Jakarta di Kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (22/7/2019). Aksi itu bermaksud menggantikan nazar Amien Rais berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta serta menjadi wujud merajut aspirasi rakyat Indonesia karena dalam perjalananya Lilik Yulianto akan membawa titipan aspirasi dari daerah-daerah yang dilaluinya dan selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

Lilik Yuliantoro (29), warga Blora, mendadak menjadi perbincangan setelah memutuskan menggantikan nazar Amien Rais untuk berjalan kaki dari Yogyakarta hingga Jakarta.

Lilik menjelaskan, dirinya agak geram karena nazar tokoh Partai Amanat Nasional dan mantan Ketua MPR tersebut tak segera terwujud.

Seperti diketahui, Amien Rais sempat bernazar akan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta apabila Presiden Jokowi menang dalam Pemilihan Presiden 2019.

Lilik mengaku ingin bertemu Presiden Jokowi, Prabowo Subianto, dan Amien Rais setelah sampai di Jakarta.

"Lihat-lihat Pak Amien Rais sering statement jalan kaki tetapi tidak dilaksanakan, agak sedikit geram. Terus dari hati saya menuju Yogya untuk menggantikan," ujar Lilik Yuliantoro di Tugu Yogyakarta, Senin (22/7/2019).

Baca berita selengkapnya: Cerita Lilik Gantikan Nazar Amien Rais, Idolakan Wayang Sengkuni hingga Hati Geram

3. PAN DIY bantah Amien Rais pernah nazar jalan kaki 

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN)  Amien Rais (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/5/2019). Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (24/5/2019). Amien Rais diperiksa sebagai saksi atas kasus dugaan makar dengan tersangka Eggi Sudjana.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DIY Nazaruddin, mengatakan, Amien Rais tak pernah bernazar akan jalan kaki.

"Setahu saya enggak ada (Amien Rais nazar jalan kaki dari Yogya ke Jakarta)," ujarnya, Senin (22/7/2019).

Nazaruddin juga menyampaikan, internal partai tidak pernah mendengar adanya nazar dari Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tersebut.

Ia pun enggan menanggapi aksi pria asal Blora, Jawa Tengah, bernama Lilik Yuliantoro yang menggantikan Amien Rais dengan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta.

"Saya enggak tahu. Saya malas menanggapi. Semua kok dikait-kaitkan jalan kaki, jalan kaki," katanya.

Baca berita selengkapnya: PAN DIY: Amien Rais Tak Pernah Nazar Jalan Kaki dari Yogya ke Jakarta

4. Dokter gigi Romi batal jadi CPNS, ini alasannya...

drg Romi dengan kuasa hukumnya Wendra Rona memperlihatkan dokumen yang menjadi bahan gugatannya ke PTUNPERDANA PUTRA drg Romi dengan kuasa hukumnya Wendra Rona memperlihatkan dokumen yang menjadi bahan gugatannya ke PTUN

Kelulusan dokter gigi Romi Syofpa Ismael dibatalkan oleh Bupati Solok Selatan karena menyandang disabilitas.

Padahal, Romi telah mengabdi di daerahnya di Solok Selatan, salah satu daerah tertinggal di Sumatera Barat, sejak 2015.

Seperti diketahui, Romi mulai mengabdi di Puskesmas Talunan yang merupakan daerah terpencil sebagai pegawai tidak tetap (PTT).

Sayang bagi dirinya, tahun 2016 seusai melahirkan, Romi mengalami lemah tungkai kaki.

Namun, keadaan itu tidak menghalangi dirinya untuk tetap bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat di puskesmas itu.

Pada 2017, karena dedikasinya, Romi mendapat perpanjangan kontrak dan diangkat sebagai tenaga honorer harian lepas.

Kemudian tahun 2018, Romi mengikuti seleksi CPNS. Romi diterima karena menempati ranking pertama dari semua peserta.

"Inilah yang tidak habis pikir. Kenapa tiba-tiba dibatalkan. Saat itu ada peserta yang melapor dan akhirnya laporan diterima, Romi akhirnya dicoret," kata kuasa hukum Romi dari LBH Padang, Wendra Rona Putra, yang dihubungi Kompas.com, Selasa (23/7/2019).

Baca berita selengkapnya: Kisah Dokter Gigi Romi, Gagal Jadi PNS karena Penyandang Disabilitas

5. Kasus sopir truk yang ternyata polisi tembak warga

Ilustrasi penembakanShutterstock Ilustrasi penembakan

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi mengatakan, penembakan di Macan Lindungan saat ini masih dilakukan penyelidikan dari Polsek IB 1 Palembang dan Polresta Palembang.

Saksi yang juga merupakan teman korban menyebut, Ridwan alias Dedek adalah penjual air mineral di kawasan tersebut.

Supriadi menegaskan, pasti ada suatu sebab sehingga korban ditembak sopir truk yang akhirnya diketahui berprofesi sebagai polisi berinisial IP.

"Berdasarkan analisis, korban ini menggunakan modus berjualan air mineral di simpang Macan Lindungan. Akan tetapi, kenyataannya korban ini hendak melakukan pemalakan sehingga ditembak sopir truk yang menyimpan senjata api diduga rakitan," kata Supriadi.

Baca berita selengkapnya: Preman Tewas Ditembak Setelah Palak Truk, Sopirnya Ternyata Polisi

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma, Candra Setia Budi, Perdana Putra, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com