Keduanya mengalami kaki patah hingga tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa untuk mencari nafkah.
Selama hampir 7 bulan, mereka menetap di gubuk reyot tepatnya di Dusun Ahu Wair, Desa Nanga Tobong, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores.
Keduanya tidak bisa berobat ke rumah sakit karena tidak punya biaya. Akibatnya, kaki suami istri itu pun belum bisa bergerak sedikit pun.
Untuk bisa berdiri, keduanya harus menggunakan bantuan tongkat.
"Kaki saya dan istri ini patah saat kena tabrak di Ende dengan mobil. Waktu itu kami berobat di RSUD Ende tetapi tidak lama. Saat saya sadar, kami langsung keluar dari rumah sakit dan langsung pulang ke sini, Maumere," kata Guido, kepada Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).
Baca juga: Suami Istri Patah Kaki di Flores Tak Sangka Dapat Kejutan dari Jokowi
"Kami belum bisa kerja apa-apa. Kaki belum bisa bergerak. Untuk makan, kami tunggu belas kasih dari tetangga. Ada yang datang bawa beras, minyak goreng, ikan, dan sayur ke sini. Air juga kami dapat dari tetangga. Mereka tahu kami tidak bisa buat apa-apa. Kalau tidak ada tetangga, kami sekeluarga bisa mati kelaparan di sini," sambung Guido.
Ia menuturkan, gubuk reyot yang mereka diami sekarang adalah peninggalan orangtua yang sudah lama ditinggalkan.
"Ini rumah tidak ada yang tinggal selama puluhan tahun. Tidak ada perlengkapan di dalamnya. Kami tidur di lantai tanah dengan alas anyaman bambu. Itu langsung, tanpa ada kain," tutur Guido.
Dapat bantuan
Berita tentang pasangan ini mendapat sorotan banyak orang.
Alhasil, karena adanya pemberitaan itu, Pemda Sikka, Kepolisian Resor Sikka, dan orang perorangan datang membawa bantuan ke rumah mereka.
"Bapak Bupati, Kadis Sosial, dari Tagana, dan Pak Camat, tadi ada ke sini. Mereka bawa beras, sabun mandi, sabun cuci, spon, pakaian bayi," tutur Yoventa Timbu, kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2019) sore.
Keesokan harinya, pasangan ini mendapat bantuan berupa 2 kursi roda dari Polda NTT.
Kursi roda itu diberikan Kapolres Sikka, AKBP Rickson Situmorang di halaman kantor Polres Sikka. Hari itu bertepatan dengan upacara peringatan ke-73 Hari Bhayangkara.
Saat menerima 2 kursi roda itu, Guido dan Yoventa serta kedua anak mereka menangis tersedu-sedu penuh haru.