Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2019, 07:14 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - "Saya sudah menciptakan sekitar 700 sampai 800 lagu," kata Didi Kempot, penyanyi campursari saat acara Ngobam (Ngobrol Bareng Musisi) yang diselenggarakan oleh YouTuber Gofar Hilman di Wedangan Gulo Klopo, Kartosuro, Jawa Tengah, Minggu (14/7/2019).

Pernyataan tersebut disambut tepuk tangan meriah sekitar 1.500 sad boy dan sad girl yang tergabung dalam Sobat Ambyar sebutan untuk penggemar musisi campursari asal Solo yang memiliki nama asli Didi Prasetyo itu.

Baca juga: Ratusan Lagu Patah Hati Karya Didi Kempot, Bukti Sedih Bikin Kreatif?

Jika musik dangdut kita mengenal Raja Dangdut Rhoma Irama, maka di musik campursari Didi Kempot adalah rajanya.

Bahkan Didi Kempot "dinobatkan" oleh penggemarnya sebagai Bapak Patah Hati Nasional atau lebih dikenal dengan sebutan Godfather of Broken Heart.

Julukan ini muncul karena hampir sebagian lagu yang diciptakan olehnya bertemakan patah hati, kesedihan, penantian, dan kehilangan.

Sebut saja lagu lawas Stasiun Balapan yang menceritakan sepasang kekasih yang berpisah di Stasiun Balapan Kota Solo, atau lagu Cidro yang menceritakan seseorang yang patah hati karena beda kasta. Serta sederet lagu lainnya yakni,Sewu Kuto, Suket Teki, Pamer Bojo, Banyu Langit, Pantai Klayar, Layang Kangen, serta ratusan lagu lainnya yang sebagian besar menggunakan bahasa Jawa.

Baca juga: Tanya Jawab Didi Kempot, dari Via Vallen atau Nella Kharisma hingga Wajib Bawa Balsem

 

Musisi jalanan

Didi Kempot saat tampil di wedangan Gulo Klopo Kota SoloKOMPAS.com/RACHMAWATI Didi Kempot saat tampil di wedangan Gulo Klopo Kota Solo
Didi Kempot mengawali karir sebagai seorang musisi jalanan. Anak dari pelawak terkenal Ranto Gudel anggota Group Lawak Srimulat ini menjadi pengamen di kota kelahirannya Solo sejak tahun 1984 hingga 1986.

Ia kemudian mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1987 hingga 1989. Nama Kempot di belakang nama Didi yang digunakan sebagai nama panggung, adalah singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup pengamen asal Solo yang membawa Didi hijrah ke Jakarta.

Di acara Ngobam bersama Youtuber Gofar, Didi bercerita jika dia berjuang keras untuk masuk ke dapur rekaman. Saat itu, dia menulis dan merekam sendiri lagu-lagu ciptaannya.

Baca juga: Sobat Ambyar dan Didi Kempot...

"Tapi dulu tak titipkan di satpam. Mungkin satpamnya lupa. Jadi saya enggak dipanggil-panggil. Waktu itu rekam sendiri, liriknya di tulis tangan. Terus dikaretin titipkan satpam," kata Didi.

Walaupun dikenal memiliki rambut panjang. Didi Kempot mengaku pernah memotong pendek rambutnya sekitar tahun 1990 ketika dia pertama kali masuk dapur rekaman.

"Nazar akhirnya potong rambut pendek saar masuk dapur rekaman," ungkapnya.

Saat itu Didi rekaman dengan lagu andalan We Cen Yu singkatan Kowe Pancen Ayu (kamu memang cantik).

Baca juga: Didi Kempot soal Lagu Patah Hati: Cuma Mengarang dan Khayal Aja

 

Patah hati di usia 14 tahun

Ada sekitar 1.500 penonton di acara Ngobam bareng Didi Kempot di Kota SoloKOMPAS.com/RACHMAWATI Ada sekitar 1.500 penonton di acara Ngobam bareng Didi Kempot di Kota Solo
Hampir sebagian lagu-lagu yang diciptakan Didi Kempot bertemakan patah hati dan kehilangan. Dia beralasan sengaja memilih tema tersebut karena semua orang pernah mengalami.

"Saya memilih tema lagu yang deket dengan masyarakat. Patah hati semua pernah mengalami. Kata-kata yang dipilih juga yang mudah dipahami," jelasnya.  Dia sendiri bercerita patah hati pertama kali pada usia 14 tahun.

"Saat ini karena beda kasta. Tapi yaa kudu dilakoni," katanya disambut riuh tepuk tangan pengemarnya.

Alasan dekat dengan masyarakat juga menjadi alasan Didi Kempot menggunakan nama-nama tempat sebagai judul atau lirik lagunya, seperti Stasiun Balapan Solo, Terminal Tirtonadi Solo, Pantai Klayar Pacitan, Gunung Api Purba Nglanggeran, Malioboro Yogyakarta, atau Jalan Tembus Karanganyar-Magetan.

Baca juga: Didi Kempot: Ternyata Anak-anak Muda Kenal Saya...

“Tempat itu kan sudah dikenal lebih dahulu. Jadi lagunya juga mudah dikenal masyarakat,” jealsnya.

Namun untuk lagu Sewu Kuto, ia bercerita jika lagu aslinya berjudul Hanya Firasat yang dinyanyikan oleh Ari Wibowo sekitar tahun 1980-an.

Sementara lagu Cidro yang saat ini popular dikalangan anak muda diciptakan Didi Kempot sekitar tahun 1989.

Salah satu lagu Didi Kempot yang fenomal adalah Layang Kangen, yang menceritakan tentang seorang kekasih yang membaca surat cinta dari pasangannya yang terpisah karena jarak.

“Saat nulis Layang Kangen itu pas kangen sama keluarga. Kepikiran jadi mengkhayal. Yaa saya kan banyak hidup di jalanan. Di Stasiun Balapan sering liat orang pisahaan nangis jadi terinspirasi,” katanya,

Untuk mengarang satu lagu, dia mengaku paling lama membutuhkan waktu sekitar dua hari, sedangkan paling cepat sekitar satu jam.

"Di lagu Sekonyong-konyong Koder itu kan butuh kata yang berakhiran er. Lemper, super, itu nulisnya agak lama" ungkapnya.

Baca juga: Dijuluki Godfather of Broken Heart, Apa Komentar Didi Kempot?

 

Hak cipta yang terabaikan

Didi Kempot saat tampil di wedangan gulo klopo Kota SoloKOMPAS.com/RACHMAWATI Didi Kempot saat tampil di wedangan gulo klopo Kota Solo
Walaupun sudah menciptakan hampir 800 lagu, Didi Kempot mengaku mengaku cukup gemas bahwa lagu-lagunya banyak di-cover tanpa izin. Didi mengatakan, bila ada yang ingin meng-cover lagunya, mereka seharusnya izin dulu kepada pencipta dan penyanyi lagunya.

"Kalau meng-cover lagu-lagu saya, saya bilang alangkah indahnya pakai tata krama atau permisilah. 'Mas Didi boleh enggak kalau saya bikin ini itu blablalah'," kata Didi saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/7/2019).

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/7/2019) Didi mengatakan, banyak pemusik yang sudah tidak mengerti bagaimana menghargai hak cipta seseorang. Dari dulu sampai sekarang, kata dia, yang namanya menyanyikan ulang lagu seseorang dan dikomersikan, seharusnya minta izin.

"Ya, wajarlah. Dari dulu, kan, kita juga gitu aturan mainnya. Mulai zaman dulu juga gitu," kata Didi.

Baca juga: Didi Kempot: Kalau Mau Cover Lagu Saya, Pakai Tata Krama, Permisilah

Sebagai pencipta lagu dan penyanyi, kata Didi, ia juga merasa dirugikan. Sebab yang meng-cover untung, sebaliknya yang membuat karya tidak mendapatkan apa-apa.

"Karena kan kami (pencipta lagu) yang bekerja. Membuat lagu adalah pekerjaan kami. Bekerja, kan, perlu mendapatkan hasil juga?" kata Didi.

Didi Kempot bukan hanya manggung di Indonesia, namanya juga berkibar di Suriname. Dia mengaku sudah beberapa kali manggung di negara yang sebagian warganya keturunan Jawa.

Menurutnya salah satu penghargaan terbesar yang dia terima adalah saat lagu-lagunya diterima, dikenal, dan dihapal oleh anak-anak muda. Termasuk antusias penonton saat melihat konsernya.

Selain itu salah satu harapan yang belum tercapai oleh Didi Kempot adalah lagu ciptaannya bisa diterima secara nasional seperti lagu Gebyar-gebyar milik almarhum Gombloh.

Baca juga: Alasan Sad Boy dan Sad Girl Menggemari Didi Kempot...

“Tapi semua ini saya dedikasikan kepada seniman-seniman pendahulu saya,” katanya.

Terkait julukan Bapak Patah Hati Nasional, Didi Kempot menanggapinya dengan santai.

“Tidak apa-apa. Tidak ada masalah. Saya suka dan maturnuwun,” jelasnya.

Bahkan dia merespon fenomena tersebut dengan membuat media sosial. Akun instagramnya @didikempot_official memiliki pengikut sebanyak 34,1  ribu, sedangkan Twitter @didikempotid memiliki 55 ribu pengikut.

Di akun Twiternya 6 Juli 2019, Didi Kempot juga mengumumkan telah membuat lagu baru dengan judul Tatu yang dia dedikasikan untuk penggemarnya.

TATU, lagu anyar iki tak tulis spesial kanggo sad bois kabeh, sing ternyata cacahe akeh. maturnuwun dukunganmu, sing ngobong semangatku. versi utuhe, tunggunen. ora bakal suwe. Maturnuwun,” tulis Didi.

Mengutip cuitan Didi Kempot pada 26 Juni 2019.

"Sing uwis ya uwis. lara ati oleh, ning tetep kerja lho ya. sebab urip ora iso diragati nganggo tangismu" (Yang sudah ya sudah. Sakit hati boleh, tapi harus tetap kerja ya. karena hidup tidak bisa dipenuhi hanya dengan tangisan).

Pada akhirnya, Didi Kempot punya cara menyikapi loro ati dengan elegan yakni dengan nyanyi dan dijogeti.

Sumber KOMPAS.com (Luthfia Ayu Azanella, Tri Susanto Setiawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com