Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Bayi Kembar Siam Adam dan Malik Jalani Operasi Berbiaya Rp 700 Juta

Kompas.com - 23/07/2019, 05:28 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

MEDAN, KOMPAS.com - Bayi kembar siam berumur tujuh bulan, Adam dan Malik akan menjalani operasi pemisahan pada Selasa (23/7/2019).

Hasil pemeriksaan tim dokter diketahui bagian hati keduanya menyatu dan ada pembuluh darah yang menyeberang. 

Meski begitu, sekretaris tim penanganan bayi kembar siam Adam dan Malik, dr Rizky Adriansyah memastikan keduanya dalam kondisinya sangat baik dan sehat.

Rizky menuturkan, kondisi bayi kembar dengan panjang badan 65 sentimeter dan berat 17 kilogram ini lebih baik dari kondisi bayi kembar siam Sahira dan Fahira, yang pernah ditangani Rumah Sakit Umum Pemerintah Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan sebelumnya.

Adam dan Malik juga mengalami dempet di bagian perut namun masing-masing punya hati yang lengkap. 

Baca juga: Kisah Bayi Kembar Siam Adam dan Malik, Tunggu Operasi dan Biaya Popok Hasil Urunan Perawat

"Operasi akan dimulai oleh dokter bedah plastik, setelah itu bedah anak, bedah thorax dan bedah lainnya untuk memastikan organ dalamnya apakah ada kelainan. Ditutup dengan dokter bedah plastik,” timpal dokter bedah plastik dr Utama Abdi Tarigan, Senin (22/7/2019).

Menurutnya, tim dokter terus melakukan analisis untuk menentukan keberhasilan operasi.

Salah satunya dengan menunggu sampai bayi berusia tujuh bulan baru menjalani operasi.

Sebab, semakin bertambah usia maka semakin matang organ-organ tubuhnya. Begitu juga dengan pembuluh darah yang menyeberang, perlu pertimbangan matang. 

Diperkirakan operasi akan memakan waktu minimal empat sampai lima jam. Tim terdiri dari dokter anak, dokter ICU, bedah plastik, digestif, anestesi, radiologi, patologi klinik, dan dokter-dokter penunjang lainnya.

Saat operasi pemisahan Sahira dan Fahira, dokter yang terlibat hampir 50-an orang. Untuk Adam dan Malik tidak sebanyak itu.

Biaya yang dihabiskan sebesar Rp 600 juta sampai Rp 700 juta, yang akan ditanggung rumah sakit milik Kementerian Kesehatan ini dan BPJS Kesehatan. 

Direktur Medik dan Keperawatan RSUPHAM Medan dr Zainal Safri mengatakan, operasi dilakukan dua hari setelah hari ulang tahun rumah sakit.

Baca juga: Saat Edy Rahmayadi Keluar Jadwal dan Jenguk Kembar Siam Adam dan Malik

 

Biaya sebesar Rp 700 juta, hampir sama dengan operasi sebelum Adam dan Malik. Biaya itu tidak dibebankan kepada keluarga pasien.

Menurut Zainal, ini sumbangsih rumah sakit. "Kami siapkan yang terbaik untuk pemisahannya," ucap Zainal. 

Dijeguk gubernur

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Musa Rajekshah mendatangi RSUPHAM Medan pada Jumat (12/7/2019) lalu.

Kedatangan keduanya di luar agenda yang sudah ditentukan protokoler. Tiba di rumah sakit, Edy dan Musa langsung memasuki gedung paviliun lantai tiga bagian anak. 

Rupanya mereka ingin melihat langsung kondisi anak dari pasangan Juliadi Silitonga (29) dan Nurida Sihombing (25), warga Desa Manalu Purba, Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, tersebut.

Usai melihat Adam dan Malik, Edy mengatakan, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada dokter.

Menurutnya, pertimbangan medis tim dokter yang menangani adalah hal penting untuk memastikan seluruh kesiapan telah dilakukan. 

“Kami serahkan ke dokter, ya. Saya berdoa semoga keduanya selamat, sampai jadi orang hebat,” ucap Edy. 

Adam dan Malik dirawat di ruang perinatologi. Seiring pertumbuhan, keduanya semakin sulit bergerak akibat dempetan di bagian dada.

Baca juga: Bayi Kembar Siam di Bali, Dirawat di Rumah Sakit yang Berbeda dengan Ibunya

 

Hasil pemeriksaan, tidak ditemukan organ yang menyatu atau kelainan yang biasa ditemukan pada bayi kembar siam.

RSUPHAM Medan sudah membentuk tim dokter untuk melakukan operasi pemisahan yang terdiri dari beberapa dokter spesialis.   

Sebelumnya, dr Erjan Fikri mengatakan, bagian perut Adam dan Malik ada penyatuan kulit sepanjang 4,2 sentimeter.

Berdasarkan kajian yang dilakukan, pembuluh darah hanya sekadar menyeberang sehingga aman bila diputus, sebab masing-masing punya suplai sendiri.

Prof Dr Guslihan Dasa Tjipta berharap, operasi berjalan baik karena RSUPHAM Medan sudah melakukan semua upaya semaksimal mungkin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com