Ia tetap semangat bersekolah walaupun sering dipandang sebelah mata oleh teman-temannya karena status sosialnya sebagai anak panti asuhan.
Baca juga: Saat Anak Yatim Diajak Belanja, Gugup Masuk Mal hingga Tak Pikirkan Diri Sendiri
Lulus SMP, Mundholin melanjutkan ke SMA. Karena jarak sekolahnya dengan panti sangat jauh, dia dititipkan untuk tinggal di panti asuhan di Weleri.
Di panti asuhan baru aturannya lebih ketat. Namun hal tersebut membuat Mundholin lebih disipin yang manfaatnya dirasakan hingga sekarang.
Setelah lulus SMA, Mundholin muda bekerja menjadi di BPR di wilayah Kecamatan Gemuh sebagai petugas desa yang bekerja dari kantor balai desa satu ke balai desa lainnya.
Karena tekun dan jujuur, kariernya meningkat. Uang pendapatannya disishkan untuk ibu dan membiayai kuliah di Untag 1945 Semarang.
Setelah lulus kuliah dan meraih gelar sarjana, ia dipercaya menjadi Wakil Direktur BPR BKK Kendal.
“Alhamdulillah, sekarang saya sudah dua periode ini menjabat sebagai Direktur BPR BKK Kendal dan saya juga sudah lulus S2 atau Magister Menejemen," kata Mundholin.
Baca juga: Viral dan Bikin Haru, Ini Kisah 110 Anak Yatim Saat Dibelikan Baju Lebaran
Setelah menjabat Direktur BPR BKK Kendal, Mundholin menjadi donatur untuk anak-anak yatim dan panti asuhan.
Di samping itu, dirinya juga ingin panti asuhan membuat usaha mandiri seperti usaha fotokopi dan penjualan alat tulis kantor (ATK). Tujuannya agar panti asuhan bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung pada bantuan.
Sumber KOMPAS.com (Slamet Priyatin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.