Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma, Warga Halmahera Selatan Siang di Rumah, Malam Kembali ke Pengungsian

Kompas.com - 21/07/2019, 16:00 WIB
Yamin Abdul Hasan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com - Ribuan warga di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, masih bertahan di beberapa titik pengungsian, Minggu (21/7/2019), 

Pengamatan Kompas.com di Desa Balitata, Kecamatan Gane Barat, hampir seluruh warganya yang berjumlah 750 jiwa masih bertahan di titik pengungsian. Mereka memilih tinggal di pengungsian karena masih merasakan getaran gempa susulan setiap hari.

"Masih takut karena masih sering terjadi gempa susulan, barusan juga ada gempa," kata Mina, salah satu warga yang mengungsi, Minggu.

Baca juga: Enam Hari Usai Gempa Halmahera, Aktifitas Sekolah Belum Normal

Di Balitata , banyak rumah warga yang hancur dan rumah retak akibat gempa bumi bermagnitudo 7,2 yang terjadi di Halmahera Selatan, Minggu (14/7/2019).

Begitu pun di beberapa desa lainnya seperti Saketa, Cango dan Bumi Rahmat, Kecamatan Gane Barat, warga masyarakat yang tinggal disana terkadang masih berada di pengungsian.

"Di sini rumah yang hancur tidak banyak tapi banyak masyarakat mengungsi, siang banyak kembali ke rumah tapi malam tidur di pengungsian," kata Lutfi.

Baca juga: Gempa Maluku Utara Rusak Jaringan Listrik di Halmahera Selatan

Komandan Korem 152 Babullah Ternate, Kolonel Inf Endro Satoto mengatakan, jumlah warga yang mengungsi sampai dengan saat ini yaitu 51.637 jiwa yang tersebar di beberapa kecamatan.

"Pengungsi ini tidak semua rumahnya rusak, tapi lebih ke efek psikologis. Mereka kalau siang turun ke rumah, malam tidur di atas (pengungsian)," kata Endro.

Rumah rusak kategori berat sebanyak 1.176 unit dan rusak ringan 1.558 unit. Sementara untuk korban yang meninggal dunia berjumlah delapan orang.

Untuk penyaluran bantuan ke 77 desa dari 11 kecamatan yang terkena dampak gempa,  dilakukan menggunakan jalur laut, darat, dan udara. Dari udara ada dua helikopter dari BNPB yang diperbantukan.

"Tidak ada kendala, ada kapal dari Kodam Pattimura, BUMN, Polda, Basarnas pemerintah serta dua heli MI dari BNPB," kata Endro.

Hanya saja saat ini yang butuh perhatian di lokasi pengungsian adalah masalah sanitasi karena rawan menimbulkan penyakit.

Mengatasi itu, direncanakan mulai besok akan dibangun MCK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com