Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pegiat Lingkungan Gelar Aksi Tolak Sampah Impor di Karawang

Kompas.com - 21/07/2019, 14:18 WIB
Farida Farhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sejumlah orang melakukan aksi protes sampah impor di tengah-tengah perayaan hari lingkungan hidup sedunia di Alun Alun Karawang, Minggu (21/7/2019).

Para pegiat lingkungan ini membawa beberapa "buntel" sampah import dari Amerika Serikat yang tercecer di Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru. Bahkan ada juga yang disusun pada kertas manila.

Baca juga: RI Kirim Balik 5 Kontainer Sampah Impor ke AS, Ini Kata Luhut

Bahkan, pada tong sampah yang mereka bawa, tertulis "Kado Istimewa dari US", yang juga disertai gambar bendera negara Paman Sam tersebut. Ada juga sesosok hantu pocong yang ikut aksi.

"Pada aksi ini menolak Karawang sebagai tempat sampah Amerika Serikat serta negara lainnya," kata koordinator aksi, Yuda Febrian Silitonga.

Yuda menyebutkan, salah satu perusahaan kertas di Karawang, selama 2019 mengimpor bahan baku kertas sebanyak 74.177,784 ton. Import bahan baku pabrik kertas di Karawang ini meningkat 1.106 persen dibandingkan tahun 2018 yang memiliki total 6.705,234 ton.

"Peningkatan ini juga disertai oleh semakin banyaknya sampah import yang berceceran di tengah pemukiman warga Tamanmekar dan Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Karawang," kata Yuda.

Baca juga: Sampah Kondom, Celana Dalam, hingga Kabel Ditemukan di Gorong-gorong Mega Kuningan

Yuda menyebutkan, Amerika Serikat merupakan pengimpor sampah terbanyak ke Karawang dengan jumlah 26.582 ton pada tahun 2019. Jumlah itu sama dengan 36 persen dari jumlah seluruh sampah impor yang di kirim ke Karawang.

"Keadaan ini seharusnya menjadi perhatian Bupati Karawang selaku pejabat daerah," kata Yuda.

Menurut Yuda, selama ini tidak ada perhatian dan kepedulian Bupati Karawang terhadap daruratnya bercecerannya sampah impor di tengah pemukiman Karawang.

Baca juga: Kaka Slank Minta Slankers Pungut Sampah dan Puntung Rokok Setelah Konser

Padahal Karawang untuk menyelesaikan sampah domestik saja masih kewalahan dengan overload-nya TPA Jalupang.

Ia menilai rencana pembuatan insenerator oleh pihak perusahaan kertas di Karawang yang juga diamini oleh Pemkab Karawang, tidak menyelesaikan masalah. Bahkan, malah menambah beban pencemaran lingkungan Karawang.

"Lagipula jika insenerator jadi dibuat untuk memusnahkan sampah impor yang ada di Karawang, sama saja dengan Karawang sebagai tempat sampah Amerika Serikat," katanya.

Baca juga: Di Anambas, Menteri Susi Minta Warga Tidak Buang Sampah di Kolong Rumah

Berangkat dari hal itu, Yuda meminta Bupati Karawang menolak dengan keras impor sampah ke Karawang dengan alasan apapun.

"Tidak perlu ada alasan lagi, tolak impor sampah," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang Wawan Setiawan mengatakan, pihaknya telah memberikan sanksi kepada perusahaan yang menimbulkan ceceran sampah impor.

"Mereka sudah menarik kembali sisa-sisa atau residu sampahnya," katanya.

Baca juga: Menteri Susi Khawatir Laut Indonesia Lebih Banyak Sampah Plastik daripada Ikannya

Wawan mengatakan, sampah impor yang saat ini masih berceceran di wilayahnya juga berasal dari Kabupaten Bekasi. Oleh karenanya, Wawan mengaku tak mempunyai akses untuk menutup sumber sampah itu.

"Kami sudah memberikan surat keberatan kepada perusahaan yang bersangkutan, dengan tembusan ke pemprov (Jabar) dan kementerian (KLHK)," tambahnya.

Kompas TV Belum terlambat buat kamu yang mau mengurangi sampah plastik! Faktanya, sampah plastik akan terurai dalam 50 hingga 100 tahun, lama banget kan. Ditambah lagi, sampah ini pelan-pelan mencemari lingkungan. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Menggunakan alat makan dan minum yang bisa digunakan berulang kali, membawa tas belanja sendiri saat berbelanja, dan menerapkan konsep 3R (reuse, reduce & recycle). Jadi, kamu sudah lakukan hal apa untuk menjaga bumi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com