Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Bupati Lamongan Lantik Pejabat dengan Pakaian Adat Batik Singomengkok

Kompas.com - 20/07/2019, 14:00 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Bupati Lamongan Fadeli, mengambil sumpah kepada 112 pejabat yang baru saja dilantik untuk dipromosikan naik jabatan di Pendopo Lokatantra, Jumat (19/7/2019).

Dalam pelantikan tersebut, ada pemandangan berbeda dengan semua yang terlibat dalam prosesi pelantikan menggenakan busana adat khas Lamongan.

Yakni, kebaya panjang sampai lutut dengan penggunaan batik singomengkok sebagai jarit busana wanita, serta pengaplikasian batik singomengkok pada udeng dan sembong pada busana pria.

Ini adalah kali kedua busana adat khas Lamongan dikenakan dan diperkenalkan, dengan sebelumnya atau pertama kali dilakukan oleh jajaran pemerintah daerah setempat pada saat momen Peringatan Hari Jadi Lamongan ke-450 pada Bulan Mei 2019 lalu.

Baca juga: 25 Tahun Menabung, Pemulung Lamongan Akhirnya Berangkat Haji

"Suasana pada acara ini sangat berbeda dari biasanya. Serasa berada di Lamongan 450 tahun yang lalu," ucap Fadeli, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Untuk lebih mengenalkan busana adat khas Lamongan, Fadeli meminta supaya lebih sering digunakan dalam acara resmi di lingkup Pemkab Lamongan oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN), minimal satu bulan sekali.

Termasuk, meminta kepada Sekda Lamongan Yuhronur Efendi untuk lebih menyosialisasikan kepada masyarakat.

"Seluruh kepala OPD (Organisasi Pimpinan Daerah) harus mempunyai busana adat khas Lamongan. Bahkan, ke depannya untuk seluruh ASN harus punya semua," ujar Fadeli.

"Saya minta nanti setiap satu kali dalam satu bulan, ASN bekerja memakai busana adat khas Lamongan," lanjutnya.

Baca juga: Cerita Sunarto dan Wahyuni, Satu dari 50 Pasutri Peserta Pilkades Serentak di Lamongan

Sejarah masa lampau

Busana adat khas Lamongan ini dianggap cukup penting dalam mengenang sejarah besar masa lampau sejak era Airlangga, Majapahit, hingga Wali Songo.

Adapun Yuhronur dalam kesempatan sebelumnya sempat mengatakan, ciri mendasar dalam busana adat khas Lamongan adalah penggunaan batik singomengkok dan desain kebaya bagi wanita yang bernuansa islam, yang dibuat hingga ke lutut.

Busana adat khas Lamongan juga diklaim sebagai perpaduan sejumlah budaya lokal, seperti pengaplikasian kowakan pada busana pria yang mengambil ciri khas busana adat tambal sewu di Desa Sambilan, Kecamatan Mantup, Lamongan. 

Untuk pengaplikasian batik singomengkok pada udeng dan sembong di busana pria, maupun jarit pada busana wanita, dikatakan sebagai upaya pelestarian budaya masyarakat Lamongan di wilayah utara.

Baca juga: Modus Guru Cabul Lamongan, Ancam Beri Nilai Jelek ke Korban

"Desain batik ini terinspirasi dari gamelan singomengkok, yang digunakan oleh Sunan Drajat dalam berdakwah syiar agama islam," kata Yuhronur.

Sementara untuk kebaya yang digunakan oleh kaum hawa, dapat dilengkapi dengan aksesori berupa bros yang dibuat model teratai berjuntai motif gunungan yang ada di Sendang Dhuwur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com