Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahagianya Anak-anak Korban Gempa Palu, Tak Lagi Belajar Beralaskan Perlak

Kompas.com - 20/07/2019, 08:40 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Khairina

Tim Redaksi

 

    • PALU, KOMPAS.com – Semangat Rosminarti (40), guru di SDN Balaroa, Palu Barat, Palu, Sulawesi Tengah, untuk mencerdaskan bangsa tak pernah pupus.

      Saat terjadi gempa dan likuefaksi, 28 September 2018 lalu, rumah yang ditinggalinya bersama suami dan empat orang anaknya hancur dan bergeser sejauh 100 meter.

      Karena bencana tersebut, ia harus kehilangan salah satu anaknya. Namun, Rosminarti tak mau larut dalam kesedihan. Sebagai seorang pendidik, ia harus kuat.

      Baca juga: Kisah Rizky, Bocah Korban Gempa Palu, Akhirnya Bertemu Bintang Manchester City Idolanya

      Dua minggu pascabencana, ia harus memberi semangat bagi siswanya, korban gempa Palu. Di shelter pengungsian, ia mencoba membangun kembali semangat para muridnya.

      Ia mengajak anak-anak didiknya untuk belajar di tenda, karena sekolah mereka yang dulu, yakni SDN Balaroa hancur dan terkena likuefaksi.

      “Kami belajar di tenda saat itu. Siswa yang belajar juga belum banyak. Tapi saya bersyukur anak-anak akhirnya kembali bersekolah dengan kondisi darurat,” kata Rosminarti, Jumat (19/7/2019).

      Menurutnya, jumlah anak didiknya sebelum bencana terjadi ada sekitar 200 murid lebih. Pascabencana alam, murid SDN Balaroa tinggal 100 lebih. Jumlah murid berkurang karena ada yang meninggal dan ada yang menjadi korban bencana.

      Namun, ia dan guru lainnya bersyukur dengan adanya sekolah transisi yang dibangun dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT United Tractors Tbk (UT). Kini, siswa SDN Balaroa tak lagi belajar di tenda.

      Mereka sekarang sudah menempati sekolah dengan bangunan tahan gempa. Dulu saat sekolah transisi ini dibuat, mereka harus duduk di lantai beralaskan perlak.

      Namun kini mereka sudah memiliki meja dan kursi belajar.

      Baca juga: Bayi Korban Gempa Palu dapat Hadiah dari Bupati Luwu Utara Indah Putri

      Direktur UT Edhie Sarwono mengatakan, pihaknya saat ini telah membangun 20 hunian transisi tetap bagi TNl, tiga titik instalasi air bersih dan 10 titik fasilitas ’mandi-cuci-kakus’ atau MCK umum.

      Kini, perusahaan alat berat tersebut telah selesai membangun 10 fasilitas sekolah tahan gempa.

      Menurutnya, selain bangunan fisik, perusahaan Astra Group ini juga menyiapkan mental peserta didik dan gurunya agar berani berada di dalam ruang kelas.

      ”Psikososial support yang dilakukan relawan kami selama mengajar di sekolah maupun tenda tenda darurat, sukses membentuk kembali keberanian siswa,” ujar Edhie Sarwono.

      Tentunya keberanian mereka berada di ruang kelas juga dipengaruhi oleh bangunan sekolah yang menunjang proses belajar mengajar.

      Sepuluh sekolah yang diresmikan itu adalah SDN Balaroa, SDN Inpres Balaroa, SDN Petobo 1, SDN Petobo 2, SDN 4 Bamba, SDN 2 Sindue, SDN 21 Amal Sindue, TK PGRI 2 Amal Sindue, SMKN 8 Palu dan TK & TB Al-Khaeraat. 

       

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com