Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Diplomat Afganistan Belajar Penyelesaian Konflik dari Maluku...

Kompas.com - 19/07/2019, 21:43 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

“Ini juga menjadi tantangan bagi kami di Maluku untuk jangan hanya menjadikan ini sebagai slogan, tetapi intinya harus mempertahankan dan mewujudkannya terutama untuk generasi penerus. Karena inti dari semua ini adalah toleransi, baik itu toleransi antarsesama komunitas beragama maupun toleransi bagi orang luar yang datang ke Maluku," ujar dia. 

Alasan pilih Maluku

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri RI, Dr Yayan GH Mulyana mengatakan, Maluku dipilih sebagai model pembelajaran penyelesaian konflik dan perdamaian dari para diplomat Afghanistan dikarenakan beberapa alasan.

Menurut Yayan, alasan pertama karena penyesaian konflik di Maluku dilakukan dengan cepat, serta cara penyelesaian konflik tidak hanya melibatkan pemerintah pusat dan daerah, aparat keamanan, namun juga atas keinginan masyarakat bawah.

“Jadi, dari bawah, tidak hanya dari pemimpin agama, namun juga dari pemimpin masyarakat, bahkan dari kalangan pemuda serta peran perempuan di dalam menyelesaikan konflik dan merawat perdamaian yang sudah tercapai,” ujar dia.

Yayan mengaku, cara penyelesaian konflik di Maluku yang terjadi dengan cepat menjadi catatan tersendiri bagi para diplomat Afghanistan tersebut, mengingat daerah mereka juga menjadi wilayah yang selalu dilanda konflik saudara.

"Penyelesaian konflik Maluku merupakan suatu mode yang sangat dihargai oleh teman-teman dari Afghanistan, banyak pelajaran yang bisa diambil dari Maluku untuk penyelesaian konflik dan menciptakan keamanan," ujar dia.

Menurut Yayan, peran kearifan lokal yakni Pela Gandong sebagai warisan leluhur orang Maluku juga sangat berperan penting dalam penyelesaian setiap konflik yang terjadi dan selalu menjadi pemersatu di tengah masyarakat yang majemuk, baik itu secara etnik maupun agama.

Baca juga: Gempa Maluku Utara, Kesulitan Mulai dari Tenaga Medis hingga Makanan Siap Saji

"Tadi yang menarik perhatian mereka adalah keharmonisan di Maluku yang sudah menjadi DNA sejak zaman dulu, keharmonisan antaretnik dan antarpemeluk agama sangat dalam terstruktur, seperti saat saling membantu membangun rumah ibadah,” ungkap dia.

Dari pertemuan itu, para diplomat tersebut juga tertarik dengan adanya sejumlah forum adat seperti majelis latupati yang selama ini berperan membangun perdamaian dan kerukunan umat bergama di Maluku, serta peran pemerintah yang sangat berkomitmen membangun seluruh pusat keagamaan seperti Islamic Center, Kristian Center, Katolik Center, Budhis Center hingga Hindu Center.

“Ini luar biasa, karena awalnya sebelum ke sini kami pikir hanya ada komunitas Muslim dan Kristen saja. Tetapi, ternyata ada komunitas agama lainnya, ini begitu multi religi," imbuhnya.

Bantu Afganistan

Yayan mengungkapkan, komitmen Pemerintah Indonesia dalam rangka membantu proses perdamaian di Afghanistan sangat kuat.  

Karena itulah Pemerintah Indonesia menawarkan kepada Afghanistan untuk peningkatan kapasitas kemampuan dalam menyelesaikan konflik dan menciptakan kedamaian dengan belajar di Maluku.

Maluku sendiri dipilih untuk menjadi moda pembelajaran tentang perdamaian karena Maluku telah menjadi laboratorium kerukunan umat beragama di Indonesia.

Baca juga: Sebanyak 2.473 Rumah Warga Rusak akibat Gempa Maluku Utara

"Jadi, tujuan teman-teman dari Afghanistan ini adalah untuk mendapatkan pelajaran dan pengalaman dari Maluku, dalam hal penyelesaian konflik serta merawatnya. Ini (Maluku) adalah salah satu laboratorium perdamaian dan moda yang sangat dihargai oleh para delegasi Afghanistan," ungkap dia.

Sesuai rencana, para diplomat Afghanistan itu akan berada di Maluku smpai tanggal 22 Juli mendatang.

Selama berada di Ambon, mereka akan mempelajari lebih dalam lagi penyelesaian konflik Maluku termasuk peran Pela Gandong dalam penyelesaian konflik.

"Mereka akan mendalami Pela Gandong di Universitas Kristen Maluku (UKIM) serta akan mendalami peran perempuan dalam penyelesaian konflik di IAIN Ambon. Jadi, mereka ingin mengenal Ambon serta juga akan melihat obyek wisata, budaya, dan sejarah yang sangat kaya di Ambon, Maluku," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com