Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yogyakarta Dingin, Warga Pakai Jaket Tebal hingga Minum Jahe Panas

Kompas.com - 19/07/2019, 17:21 WIB
Wijaya Kusuma,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum menjelasakan, secara umum di wilayah DIY sampai pertengahan Juli 2019 ini masih musim kemarau.

"Dari hasil monitoring sampai dengan 10  Juli 2019, hampir sebagian besar wilayah di DIY sudah tidak ada hujan secara berturut-turut selama lebih dari 60 hari," ucapnya.

Diperkirakan musim kemarau masih berlanjut 2 hingga 3 bulan ke depan. Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2019.

Selain potensi kekeringan, suhu udara yang cukup dingin khususnya di malam hingga pagi hari juga terjadi pada musim kemarau.

"Suhu udara rata-rata minimum saat ini berkisar 18-20 derajat celsius. Pada musim kemarau, suhu udara yang dingin normal terjadi," katanya.

Baca juga: Suhu Dingin 15,9 Derajat di Malang, Hindari Es dan Keluar Malam

Penyebabnya ada aliran masa udara dingin dari Australia. Hal ini juga didukung adanya pembentukan tutupan awan yang sangat kecil yang terjadi di musim kemarau ini.

"Kondisi ini menyebabkan radiasi balik bumi ke atmosfer dengan cepat akan keluar sehingga suhu udara di bumi menjadi cepat dingin," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com