KOMPAS.com - Akun Instagram Volcano Floating Party mengunggah foto yang memperlihatkan beberapa orang asing tertawa sambil memegang gelas layaknya orang berpesta.
"Next float: July 20. Whether you're travelling alone or with a bunch of friends - we've got affordable packages available. As would be expected in the middle of the sacred Toba lake, the WiFi is weak here: in fact almost nonexistent, making it the ideal place to digitally detox and to truly unplug. What a great opportunity to be fully present in the moment, connecting with old and new friends," tulis akun tersebut.
Volcano Floating Party adalah sebuah paket wisata di atas Danau Toba yang menuai kontroversi.
Sebagian menilai, pesta di atas danau purba tidak etis karena danau tersebut memiliki nilai sakral. Namun ada yang menilai jika hal tersebut menjadi daya tarik yang lain untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Danau Toba.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan telah menyejajarkan Danau Toba dengan destinasi wisata unggulan lain seperti Mandalika, Labuan Bajo dan Borobudur.
Dua rekannya tersebut pernah berkunjung ke Danau Toba lima tahun yang lalu dan setahun terakhir kembali. Kemudian mereka membahas tentang wisata di Danau Toba.
Sebagai pemuda yang ingin pariwisata di daerahnya berkembang, Hamlet mengusulkan ide antara lain jungle track dan boat party.
"Dua kawan saya itu ternyata tertarik dengan boat party. Kemudian mereka banyak membantu baik dari pormosi, desain, hingga materi juga mereka bantu," katanya.
Menurutnya Volcano Floating Party adalah salah satu acara untuk menarik wisatawan datang ke Danau Toba dengan melihat sunset (matahari terbenam) di arah Sipolha.
Acara itu dimulai dari jam 17.00 WIB dan berakhir pukul 22.00 WIB dan hanya digelar pada hari Sabtu. Acara ini digelar pertama kali pada bulan April 2019 lalu.
"Itu hanya untuk awal dan promosi saja. Baru dimulai lagi di bulan Juli ini lah, sampai Agustus nanti. Ini kita kan masih merintis," katanya.
Dia yang mengaku sebagai orang Batak sangat mengerti adat dan aturan serta kesakralan Danau Toba.
"Saya kan orang setempat. Saya sangat percaya bahwa Danau Toba sakral. Saya juga percaya kalau kita sopan di tempa sakral, maksudnya, minum di tempat itu, ber-dance di situ, kita juga ada Batak dance. Ada tuak, tapi juga tidak akan mengganggu kesakralannya," katanya.
Baca juga: Ada Cerita Orang Batak di Danau Toba Galak-galak, Ternyata...