Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Cerita Driver Ojek Online Ditagih Utang Bank Rp 10 Juta | Risma "Panas Dingin" Saat Dapatkan Kembali Aset YKP

Kompas.com - 19/07/2019, 06:58 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Kasus penipuan berkedok poin di travel online Traveloka masih terus bertambah korbannya. Kali ini, belasan pengemudi ojek online (ojol) mendatangi Polda Kalbar pada Rabu (17/7/2019), berita ini pun masih menjadi sorotan pembaca.

Salah satu driver ojol bernama Irma menceritakan kisah penipuan yang menimpa dia dan rekan-rekannya.

Menurut dia, awal mulanya dia mendapat adanya informasi yang beredar di grup-grup WhatsApp ojol. Saat itu sekitar Maret 2019.

Selain itu, berita Risma "panas dingin" saat dapatkan kembali aset YKP bernilai Rp 10 triliun  juga menjadi sorotan pembaca.

Aset Yayasan Kas Pembangunan (YKP) Kota Surabaya diserahkan resmi ke Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (18/7/2019) di ruang pertemuan gedung Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. 

Setelah menerima aset yang sudah puluhan tahun diambil alih pihak lain, Risma pun belum merasa percaya, bahkan tubuhnya pun panas dingin.

Berikut ini berita populer nusantara selengkapnya:

1. Cerita driver ojek online ditagih utang Bank Rp 10 juta

Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang. Ojek online menggunakna GPS pada ponsel saat berkendara mengantar dan menjemput penumpang.

Menurut Irma, awal mulanya dia mendapat adanya informasi yang beredar di grup-grup WhatsApp ojol. Saat itu sekitar Maret 2019.

Informasi itu menyebutkan, jika menyerahkan foto KTP dan foto diri bersama KTP mereka mendapat uang Rp 100.000. Informasi itu menyebutkan, pengumpulan KTP ini untuk menarik poin di Traveloka.

"Awalnya dari grup-grup WhatsApp. Yang kirim kawan. Dia yang mengajak untuk memberikan KTP. Katanya untuk poin Traveloka," kata Irma. 

Kaget ditagih bank Rp 10 juta

Menurut Irma, dia baru tahu jika apa yang menimpanya adalah penipuan ketika membaca berita mengenai sejumlah warga yang mendatangi sebuah rumah di kawasan Kecamatan Pontianak Barat.

Warga-warga itu mengaku mendapat tagihan pinjaman sejumlah uang dari bank setelah menyerahkan KTP. 

Tak lama kemudian, dia juga mendapat tagihan pinjaman uang dari bank, padahal dia tak pernah meminjam.

Dia kemudain bertanya kepada teman-temannya yang mendapat tagihan serupa. Akhirnya mereka putuskan ke kantor OJK untuk mengecek data mengenai utang mereka. 

"Setelah dicek, ternyata nama saya tercatat memiliki pinjaman uang Rp 10 juta. Ada sebanyak 3 kali tahapan pinjaman," ujarnya. 

Baca juga: Cerita Driver Ojek Online Korban Penipuan Poin Traveloka, Kaget Tiba-tiba Ditagih Utang Bank Rp 10 Juta 

 

2. Risma panas dingin dapatkan kembali aset YKP

 

Wali Kota Risma menerima aset YKP dari Kejati Jatim, Kamis (18/7/2019)
KOMPAS.com/A. FAIZAL Wali Kota Risma menerima aset YKP dari Kejati Jatim, Kamis (18/7/2019)

Aset Yayasan Kas Pembangunan (YKP) Kota Surabaya diserahkan resmi ke Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kamis (18/7/2019) di ruang pertemuan gedung Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.

Menerima aset yang sudah puluhan tahun diambil alih oleh pihak lain, Risma merasa belum percaya, tubuhnya "panas dingin".

Bahkan Risma yang diminta memberikan testimoni seusai menerima aset secara simbolis dari Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Sunarta meminta waktu sebentar karena tidak bisa berkata-kata. Sesi testimoni Risma pun diundur di akhir acara.

"Tubuh saya tiba-tiba panas, kaki saya dingin. Saya sampai tidak bisa bicara karena tidak percaya. Saya ucapkan terima kasih kepada aparat kejaksaan karena telah mengembalikan aset YKP kepada Pemkot Surabaya," kata Risma, Kamis.

Aset YKP, menurut Risma, sangat besar. Dia menaksir nilainya bahkan sampai Rp 10 triliun. Dia berjanji akan memaksimalkan untuk kepentingan masyarakat Surabaya.

"Kira-kira bisa sampai sepertiga aset Pemkot Surabaya karena sangat besar nilainya," kata Risma.

Baca juga: Risma Panas Dingin Saat Dapatkan Kembali Aset YKP Bernilai Rp 10 Triliun

 

3. Kawanan lumba-lumba muncul di perairan Bali Utara

Ribuan lumba-lumba muncul di perairan Bali Utara pada Kamis (18/7/2019)dok.GEDE PUTRA Ribuan lumba-lumba muncul di perairan Bali Utara pada Kamis (18/7/2019)

Ribuan lumba-lumba muncul di perairan utara Bali pada Kamis (18/7/2019). Kehadiran lumba-lumba terutama di sekitar Pantai Lovina, Buleleng, Bali.

Pemandu wisata asal Lovina, Gede Putra mengatakan, perairan tersebut memang sering didatangi lumba-lumba. Namun, kemunculan kali ini terbilang sangat banyak, bahkan diperkirakan mencapai ribuan.

"Kadang muncul kadang tidak, tadi itu memang banyak sekali," kata Putra saat dihubungi Kompas.com.

Menurut Putra, lumba-lumba ini muncul di titik sekitar 4 kilometer dari garis pantai dari pagi hingga jelang siang.

"Munculnya sekitar pukul 06.00 sampai 10.00 tadi pagi," kata Putra.

Lumba-lumba ini biasanya muncul tergantung dari pasokan makanan alami di tempat tersebut. Jika sumber makanannya melimpah, lumba-lumba yang muncul semakin banyak.

Baca juga: Kawanan Lumba-Lumba dalam Jumlah Besar Muncul di Perairan Bali Utara

 

4. JK: kepala daerah kurangi perjalanan dinas

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri Indonesia Internasional Smart City Expo and Forum (IISMEX) Jakarta 2019, yang dihadiri pejabat dan kepala daerah, di JCC Jakarta, Rabu (17/7/2019). 
Tribunnews Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri Indonesia Internasional Smart City Expo and Forum (IISMEX) Jakarta 2019, yang dihadiri pejabat dan kepala daerah, di JCC Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar gubernur, wali kota, maupun bupati agar tak sering melakukan perjalanan dinas karena negara sedang defisit.

Hal itu diungkap JK saat menghadiri Indonesia Internasional Smart City Expo and Forum (IISMEX) Jakarta 2019, yang dihadiri pejabat dan kepala daerah, di JCC Jakarta, Rabu (17/7/2019).

"Memang bulan-bulan akhir ini terlalu banyak upacara, kegiatan. Minta maaf mengganggu saudara bupati, gubernur. Jadi sudah saya minta seperti dikatakan Mendagri, nanti digabung-gabung (acaranya)."

"Jadi satu kali datang, lima acara sekaligus. Supaya biaya perjalanan bisa dihemat. Negara sekarang banyak defisitnya," ujar JK.

"Nanti berjejer acaranya. Satu kali acara kegiatan lima - enam acaranya. Jadi gampang sekali beres. Tidak banyak biaya perjalanan, biaya acara-acara," ungkap dia.

Baca juga: JK: Kepala Daerah Kurangi Perjalanan Dinas, Negara Sedang Defisit

 

5. Kronologi bentrok di Mesuji Lampung

Sebanyak empat orang dilaporkan tewas dalam bentrokan berdarah antarkelompok di kawasan hutan tanaman industri Register 45, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Rabu (17/7) sekitar pukul 12.00 WIB. Massa dari dua wilayah yang berada di perbatasan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan saling bacok, bahkan ada yang menggunakan senjata api Tribunnews Sebanyak empat orang dilaporkan tewas dalam bentrokan berdarah antarkelompok di kawasan hutan tanaman industri Register 45, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Rabu (17/7) sekitar pukul 12.00 WIB. Massa dari dua wilayah yang berada di perbatasan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan saling bacok, bahkan ada yang menggunakan senjata api

Bentrok dua kelompok warga di Register 45 Mesuji, Lampung, Rabu (17/7/2019), menyebabkan 4 orang tewas dan tujuh orang terluka.

Kapolres Mesuji Lampung AKBP Edi Purnomo mengatakan bahwa bentrok Mesuji melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM dan kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB di Mekar Jaya Abadi KHP Register 45 SBM tersebut dilatarbelakangi oleh pembajakan di area lahan seluas setengah hektar.

Awalnya, sekitar pukul 11.00 WIB, datang alat berat bajak milik kelompok Pematang Panggang Mesuji Raya untuk melakukan pembajakan di lokasi KHP Register 45 Mekar Jaya Abadi. Lokasi pembajakan adalah area tanah seluas setengah hektar milik warga bernama Yusuf (41) yang merupakan anggota kelompok dari Mekar Jaya Abadi.

Baca juga: Kronologi Bentrok di Mesuji Lampung yang Tewaskan 4 Orang

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Rachamawati, Hendra Cipta, Robinson Gamar, Caroline Damanik)

Risma panas dingin dapatkan kembali aset YKP

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com