Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Alhamdulillah, Saya Bisa Terbang Lagi Naik Pesawat..."

Kompas.com - 18/07/2019, 09:55 WIB
Caroline Damanik

Editor

PADANG, KOMPAS.com — 16 Juli 2019 merupakan hari bahagia bagi Ahmad Fauzan (18) karena dirinya akhirnya dinyatakan lulus untuk mengikuti pertukaran pelajar ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, selama dua pekan.

Dia terpilih sebagai satu dari 23 wakil Sumbar yang mengikuti program yang akan mulai berlangsung pada 13 Agustus 2019 itu.

"Alhamdulillah saya lulus. Saya bisa terbang lagi naik pesawat. Ini yang kedua kalinya. Sebelumnya pernah ke NTB ikut lomba," kata Fauzan saat ditemui.

Baca juga: Cerita Ahmad Fauzan, Siswa Tuna Netra yang Rela Jalan Kaki Demi Pertukaran Pelajar

Perjuangan siswa SMKN 7 Padang, Sumatera Barat, yang mahir memainkan alat musik tiup dan gendang ini tidak main-main. Semangatnya terus membara untuk berprestasi meski dikenal sebagai penyandang disabilitas.

Fauzan mengalami gangguan penglihatan sejak lahir sehingga tidak mampu melihat. Dia juga tinggal terpisah dengan orangtuanya demi mengenyam pendidikan di SMKN 7 Padang.

Dia memutuskan tinggal di kos bersama teman-temannya di Padang, sementara orangtuanya tinggal di Kampung Lubuk Basung, Agam.

Sejak kecil, Fauzan sudah mandiri. Maklum saja, keluarganya pas-pasan secara ekonomi. 

Sang ayah, Medi Satria (50), sehari-hari berprofesi sebagai pedagang kecil dengan warung di depan rumah. Ibunya, Aflina Maini (47), tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Dia memiliki empat saudara yang menjadi tanggungan orangtuanya.

Jalan kaki sudah biasa

Tekad kuat mendorongnya sedemikian rupa untuk bisa lulus di SMKN 7 Padang. Fauzan pun mengaku ingin mengharumkan nama sekolah.

Siswa kelas XII jurusan Karawitan itu mulai dengan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan. Gangguan penglihatan tidak menjadi persoalan berarti baginya.

Fauzan lalu mendapatkan informasi kegiatan pertukaran pelajar melalui program Sekolah Mengenal Nusantara yang dibiayai sejumlah BUMN, seperti PT KAI, PT PAA, dan PT Semen Padang beberapa waktu lalu.

Baca juga: Cerita Ketabahan Mbah Miratun, 29 Tahun Asuh 3 Saudaranya yang Keterbelakangan Mental

Fauzan yang saat itu berada di kos langsung berangkat ke sekolah. Namun, saat itu uang yang dimilikinya pas-pasan sehingga dia terpaksa berjalan kaki ke sekolah yang berjarak sekitar setengah kilometer itu.

"Saya jalan kaki ke sekolah. Minta bantu sama kawan untuk membimbing ke sekolah," kata Fauzan.

Bagi Fauzan, jalan kaki sebenarnya adalah perkara biasa. Jika uang yang dimilikinya menipis, Fauzan harus jalan kaki dan meminta kawannya untuk mengantarkan ke sekolah.

Saat itu, setelah tiba di sekolah, Fauzan menemui gurunya dan mengatakan siap mengikuti seleksi Sekolah Mengenal Nusantara itu.

Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Adib Alfikri berharap Fauzan dan rekan-rekannya bisa menambah wawasan melalui program Sekolah Mengenal Nusantara tersebut. 

"Kapan lagi mereka bisa mengenal daerah lain. Saya yakin peserta banyak yang belum pernah ke Banjarmasin. Inilah kesempatan mereka mengenai budaya dan daerah lain di Indonesia," tuturnya. (Perdana Putra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com