Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Sapi Berkepala Dua Gemparkan Masyarakat Grobogan

Kompas.com - 17/07/2019, 22:05 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

GROBOGAN, KOMPAS.com - Masyarakat digemparkan dengan lahirnya bayi sapi berjenis kelamin betina berkepala dua di Dusun Klaten, Desa Ngaringan, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2019).

Bentuk fisik pada bagian kepala yang tak lazim seperti anak sapi pada umumnya ini memancing rasa penasaran warga.

Satu per satu warga pun terus berdatangan menyesaki rumah Suyono (50), pemilik bayi sapi langka tersebut.

Bayi sapi jenis simental ini lahir normal dengan ukuran dan bobot tubuh yang tak berbeda jauh dengan lumrahnya bayi sapi.

Baca juga: Sebelum Tewas Dihakimi Warga, Dua Pencuri Sapi Sempat Melawan dengan Parang

 

Hanya saja, bentuk fisik pada bagian kepala bayi sapi ini sangat unik. Kepalanya dua berdempetan dan setiap kepala memiliki satu moncong serta sepasang mata.

Sementara telinganya dua. Meski memiliki keanehan pada bagian kepala, namun pada bagian fisik lainnya wajar-wajar saja, seperti kaki berjumlah empat dan memiliki ekor.

Bulu sapi berkepala dua ini lebih dominan berwarna coklat seperti induknya.

"Matanya empat, moncongnya dua dan telinga dua. Alhamdulilah bayi sapi lahir sehat. Lahir pagi ini sekitar jam lima," terang Suyono, saat ditemui Kompas.com, di tempat tinggalnya, Rabu (17/7/2019).

Suyono menuturkan, induk bayi sapi berkepala dua ini tercatat telah berumur 9 tahun.

Bayi sapi berkepala dua ini adalah anak kelima yang semuanya terwujud melalui sistem kawin suntik atau inseminasi buatan (IB).

Bayi sapi ini lahir melalui proses persalinan normal di kandang sapi yang berlokasi di belakang rumah Suyono.

Sebelumnya Suyono merasa janggal karena perut sapi betina miliknya itu ketika bunting berukuran besar tak seperti biasanya.

"Hasil kawin suntik pada tahun 2018. Tadi, saat persalinan dibantu oleh tetangganya saya Mbah Sadiman yang memang biasa membantu persalinan sapi. Awalnya kami kaget kok kepala bayi itu susah keluar, ternyata kepalanya dua. Persalinan lama sekitar dua jam," kata Suyono.

Bayi sapi berkepala dua di Dusun Klaten, Desa Ngaringan, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2019).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Bayi sapi berkepala dua di Dusun Klaten, Desa Ngaringan, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2019).

Kelahiran bayi sapi cacat dengan kondisi kesehatan yang stabil ini menjadi anugerah tersendiri bagi Suyono.

Suyono pun berharap bayi sapi berkepala dua ini bisa terus terjaga kesehatannya hingga tumbuh menjadi dewasa.

"Biasanya satu jam setelah lahir, sudah bisa berjalan, tapi ini sudah berjam-jam belum bisa berjalan. Ya karena berat di kepalanya. Untuk makan, saya kasih susu dari induknya yang diperas. Kata dokter sehat dan saya berharap bisa tumbuh besar dan normal. Akan saya pelihara dan tidak dijual," tutur dia.

Baca juga: Anak Sapi Lahir Berkepala Dua Gegerkan Warga, Ini Cerita Sang Pemilik

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Grobogan, dr Riyanto menyampaikan, pihaknya sudah mengecek ke lokasi dengan melakukan pengamatan dan membantu perawatan bayi sapi berkepala dua itu. 

Menurutnya, bayi sapi itu lahir dari indukan sapi berjenis simental peranakan ongole (SimPo) dengan kode strawberry 61566 Q 75.

Riyanto pun menyebut apa yang terjadi ini adalah sebuah faktor kelainan genetik.

"Secara ilmiah, sapi berkepala dua ini memiliki pertumbuhan yang tidak sempurna saat proses pembelahan sel. Proses pembelahan selnya itu mungkin pembentukannya kembar. Sehingga yang satu bagian tubuhnya tak sempurna. Seperti kembar siam. Salah satu tidak sempurna jadi menempel. Umumnya, daya tahan tubuh kurang dan mempengaruhi umur," ungkap Riyanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com