Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Gempa Magnitudo 6 Guncang Bali, Dianggap Pertanda Baik hingga Dirasakan di Sejumlah Daerah

Kompas.com - 17/07/2019, 07:17 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6 mengguncang Pulau Bali, Selasa (16/7/2019) pukul 07.18 WIB.

Gempa ini berpusat di 83 kilometer barat daya Nusa Dua, Bali, dengan kedalaman 68 kilometer. BMKG menyatakan bahwa gempa ini tak berpotensi tsunami

Namun, gempa juga dirasakan kencang hingga Jawa Timur dan juga dirasakan di Nusa Tenggra Barat (NTB) dan beberapa wilayah lainnya.

Selasa siang tercatat 25 bangunan rusak ringan hinga sedang akibat gempa Bali.

Sementara itu, gempa Bali yang juga di rasakan di Banyuwangi dan Jember mengakibatkan satu korban luka, 7 rumah dan 9 fasum rusak.

Berikut ini fakta lengakp gempa Bali yang dirasakan beberapa wilayah:

 

1. Warga berhamburan dan teriak idup,idup,idup

Ilustrasi Gempa Bumi

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi Gempa Bumi

Gempa pertama dengan guncangan sedang sebelum terjadi guncangan lebih besar. Kendaraan yang sedang terparkir di garasi rumah - rumah warga ikut bergoyang.

Gempa ini terasa cukup keras di wilayah Denpasar dan sekitarnya.

Pusat gempa sendiri berada pada lintang 9.11 LS, Bujur 114.54 BT dengan kedalaman 68 kilometer. Akibat guncangan ini warga lari berhamburan keluar rumah, sambil berteriak "idup, idup, idup".

Ini merupakan kebiasaan warga setempat untuk menyampaikan ke warga lain bahwa yang bersangkutan dalam keadaan baik.

Baca juga: Gempa Magnitudo 6 Guncang Bali, Warga Berhamburan dan Teriak Idup, idup, idup

 

2. Gempa dirasakan di sejumlah daerah

Ilustrasi gempa bumi.AFP Ilustrasi gempa bumi.

Kepala Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Akhmad Taufan Maulana mengatakan, gempa terasa di sejumlah daerah, seperti Badung, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara, Jember, dan Lumajang.

Sementara itu, Muhammad Ghazi Mujtaba, warga Desa Larangan Tokol, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mengatakan, getaran pertama paling keras. Sebab, sejumlah siswa di salah satu lembaga pendidikan yang ada di depan rumahnya, berhamburan turun dari lantai dua. Mereka lari untuk menyelamatkan diri karena kawatir ada bagian gedung yang rusak.

"Pertama di rumah saya getarannya cukup terasa. Lampu gantung sempat bergoyang. Di luar rumah, anak-anak siswa juga lari dari gedung sekolahnya karena ikut merasakan getaran," ujar Muhmmad Ghazi.

Baca juga: Warga Pamekasan Panik Tiga Kali Merasakan Gempa

 

3. Kesaksian warga saat gempa guncang Bali

Ilustrasi warga asing di Jepang.Thinkstock Ilustrasi warga asing di Jepang.

Gempa bumi bermagnitudo 6 yang mengguncang Bali pada Selasa (16/7/2019) pagi membuat warga sekitar Nusa Dua dan Jimbaran syok.

Menurut penuturan warga perumahan Kori Nuansa Taman Griya, Jimbaran, Nila Sofianty. Saat guncangan awal, warga masih berada dalam rumah karena sebelumnya, saat gempa Lombok, terasa sampai Bali dengan guncangan yang lebih kecil.

Akan tetapi, beberapa detik kemudian, guncangan terasa makin besar.

"Saya pikir gempa di Lombok yang berimbas ke Bali jadi sudah lumayan biasa. Tapi beberapa detik kemudian makin kencang seperti bumi naik turun, makin lama makin keras dan beberapa kali," kata Nila.

Baca juga: Kesaksian Warga Saat Gempa Guncang Bali, Bumi Seperti Naik Turun...


4. Sekolah dan hotel terdampak gempa

Polisi melihat kondisi bangunan SD No. 1 Ungasan  yang rusak di bagian atap akibat gempa bumi di Badung, Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa berkekuatan magnitudo 6 (selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,8) yang berlokasi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara tersebut mengakibatkan genteng sekolah runtuh sehingga menyebabkan seorang guru dan tiga siswa terluka.ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO Polisi melihat kondisi bangunan SD No. 1 Ungasan yang rusak di bagian atap akibat gempa bumi di Badung, Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa berkekuatan magnitudo 6 (selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,8) yang berlokasi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara tersebut mengakibatkan genteng sekolah runtuh sehingga menyebabkan seorang guru dan tiga siswa terluka.

Berdasarkan pantauan BPBD Bali sampai pukul 09.15 Wita, kerusakan terjadi pada bangunan sekolah, kantor pemerintahan, gapura, dan pertokoan.

"Update sampai Pukul 09.15 Wita yang terkena dampak SD Negeri 1 Ungasan, kantor Camat Kuta, SD 11 Jimbaran, Gapura ITDC, Hotel Mercure Nusa Dua dan Alfamart di Jalan Bali Cliff No 48 Ungasan, Kuta Selatan," kata kepala BPBD Bali I Made Rentin melalui siaran pers, Selasa pagi.

Menurutnya, data tersebut berasal dari laporan warga dan tokoh masyarakat. Namun untuk mendapat data lengkap, tim BPBD akan turun ke lapangan untuk melakukan pengkajian.

Hingga pukul 10.00 Wita, BPBD Bali belum menerima laporan mengenai korban luka ataupun meninggal akibat gempa Bali hari ini.

"Sampai saat ini (laporan sementara) belum ada korban meninggal dunia," ucap Rentin.

Baca juga: Sekolah hingga Hotel Rusak akibat Gempa Bali Hari Ini

 

5. Sembilan kali gempa susulan

Petugas memberikan penjelasan terkait gempa bumi yang terjadi di Pulau Bali, di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah 3 Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2019). BMKG memutakhirkan data gempa bumi tektonik yang awalnya memiliki kekuatan M 6 menjadi M 5,8 di laut dengan jarak 80 km arah Selatan Negara, Jembrana, Bali, pada kedalaman 104 kilometer yang mengakibatkan sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Petugas memberikan penjelasan terkait gempa bumi yang terjadi di Pulau Bali, di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah 3 Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2019). BMKG memutakhirkan data gempa bumi tektonik yang awalnya memiliki kekuatan M 6 menjadi M 5,8 di laut dengan jarak 80 km arah Selatan Negara, Jembrana, Bali, pada kedalaman 104 kilometer yang mengakibatkan sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 9 gempa susulan atau aftershock setelah gempa bermagnitudo 6 mengguncang Bali pada Selasa (16/7/2019) pagi.

Gempa susulan ini yang mengguncang wilayah Jembrana, Bali itu memiliki magnitudo terbesar 3.2 dan magnitudo terkecil 2.4.

"Hingga pukul 10.00 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan 9 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono , S.T., Dipl. Seis, M.Sc. melalui siaran pers.

Baca juga: Pasca-gempa Magnitudo 6, Sembilan Gempa Susulan Guncang Bali

 

6. Tercatat 25 bangunan rusak ringan

Pura Lokanatha, Lumintang, Denpasar mengaalmi kerusakan akibat gempat berkekuatan magnitude 6.0 pada Selasa (16/7/2019) pagiDOK. BPBD Bali Pura Lokanatha, Lumintang, Denpasar mengaalmi kerusakan akibat gempat berkekuatan magnitude 6.0 pada Selasa (16/7/2019) pagi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali terus mendata kerusakan yang ditimbulkan gempa berkekuatan 6,0 magnitudo yang mengguncang Bali, pada Selasa (16/9/2019).

Menurut kepala BPBD Bali Made Rentin, hingga Selasa siang, tercatat 25 bangunan rusak ringan hingga sedang akibat gempa Bali. Kerusakan bangunan tersebar di seluruh wilayah Bali.

"Hasil koordinasi dengan BPBD kabupaten/kota se-Bali via radio dan telepon, dilaporkan terjadi kerusakan 25 bangunan," kata Rentin.

Baca juga: Selasa Siang, Tercatat 25 Bangunan Rusak Ringan hingga Sedang akibat Gempa Bali

 

7. 23 titik kerusakan terpantau di Badung

Petugas BPBD Badung memeriksa kondisi bangunan SD No. 1 Ungasan  yang rusak di bagian atap akibat gempa bumi di Badung, Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa berkekuatan magnitudo 6 (selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,8) yang berlokasi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara tersebut mengakibatkan genteng sekolah runtuh sehingga menyebabkan seorang guru dan tiga siswa terluka.ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO Petugas BPBD Badung memeriksa kondisi bangunan SD No. 1 Ungasan yang rusak di bagian atap akibat gempa bumi di Badung, Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa berkekuatan magnitudo 6 (selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,8) yang berlokasi di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara tersebut mengakibatkan genteng sekolah runtuh sehingga menyebabkan seorang guru dan tiga siswa terluka.

Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,8 yang mengguncang Bali pada hari Selasa (16/7/2019) membuat kerusakan di 23 titik di wilayah Kabupaten Badung.

Dari pantauan BPBD Badung, wilayah Kuta Selatan menjadi wilayah yang paling banyak mengalami kerusakan, yaitu dengan 14 titik.

"Laporan kerusakan paling banyak terjadi di wilayah Kuta Selatan dengan 14 titik, Kuta enam titik, Kuta Utara satu titik dan di Kecamatan Abiansemal dua titik," kata Plt Kalaksa BPBD Badung, I Wayan Wirya, di Nusa Dua, Badung, Selasa.

Baca juga: Pasca-gempa Bali, 23 Titik Kerusakan Terpantau di Badung, Paling Banyak di Kuta Selatan

 

8. Satu warga Banyuwangi tertimpa reruntuhan rumah

Ilustrasi rumah rusakKOMPAS.com/ IKA FITRIANA Ilustrasi rumah rusak

Painem, warga Dusun Krajan Baru, Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan rumahnya.

"Sudah dibawa ke puskesmas terdekat dan sudah dipulangkan ke rumah keluarganya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Suban Wahyudiono, Selasa siang.

Sementara sarana umum dan rumah warga yang rusak, kata dia, tersebar di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember.

Baca juga: Gempa Bali Guncang Banyuwangi dan Jember, 1 Korban Luka, 7 Rumah, dan 9 Fasum Rusak

 

9. Gempa dianggap pertanda baik

Prajurit TNI memantau kerusakan pada bagian candi yang runtuh akibat gempa di Pura Lokanatha, Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa yang mengguncang Bali pada magnitudo 6 (selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,8) pukul 08.18 Wita tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tapi sejumlah bangunan di beberapa kawasan di Bali mengalami kerusakan.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Prajurit TNI memantau kerusakan pada bagian candi yang runtuh akibat gempa di Pura Lokanatha, Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2019). Gempa yang mengguncang Bali pada magnitudo 6 (selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,8) pukul 08.18 Wita tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tapi sejumlah bangunan di beberapa kawasan di Bali mengalami kerusakan.

Gempa bumi sering dikaitkan dengan bencana alam yang membawa kehancuran. Namun tidak demikian, menurut kepercayaan orang Bali. Gempa dapat bermakna membawa kebaikan. Tergantung waktu saat terjadinya peristiwa tersebut.

Budayawan sekaligus penggiat lontar Bali Sugi Lanus mengatakan, gempa yang mengguncang Bali pada Selasa (16/7/2019) justru pertanda baik karena terjadi pada Sasih Kasa sesuai penanggalan sistem sasih, bulan berdasar purnama dan tilem.

"Kalau menurut lontar-lontar, itu gempa barusan di Bali malah pertanda baik, bukan azab. Tapi pertanda turunnya kemakmuran. Negara menuju kesejahteraan, kepemimpinan teguh dan siap menjaga rakyat," ujar Sugi Lanus kepada Kompas.com.

Baca juga: Terjadi pada Sasih Kasa, Gempa Dianggap Pertanda Baik bagi Orang Bali

Sumber: KOMPAS.com (Mela, Achmad Faizal, Robinson Gamar, Michael Hangga Wismabrata, Taufiqurrahman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com