Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngaku Bisa Bantu Jadi PNS, Pria Ini Tipu Warga Ratusan Juta untuk Nyaleg

Kompas.com - 16/07/2019, 19:20 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Polisi menangkap Abudhari Tri Putro (64), warga Dusun Krapyak, Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang karena telah melakukan penipuan.

Tersangka menipu dengan modus menjanjikan korbannya masuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di berbagai intansi di Provinsi Jawa Tengah. Syaratnya dengan menyerahkan sejumlah uang.

Kapolres Magelang AKBP Yudianto Adhi Nugroho mengatakan, tersangka merupakan pensiunan PNS Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang dengan jabatan terakhir sekretaris kecamatan (sekcam).

Kasus ini terungkap ketika salah satu korban, Supriyono, warga Cilacap Utara, melaporkan perbuatan tersangka ke Polsek Salaman, Kabupaten Magelang, Januari 2019.

Korban merasa tertipu karena dijanjikan tersangka bisa masuk PNS. Namun, tidak kunjung terwujud. Padahal korban sudah menyetor uang hingga Rp 165 juta kepada tersangka.

"Korban dan tersangka bertemu 30 Juni 2012, korban menyerahkan berkas penerimaan persyaratan CPNS dan bukti transferan Rp 85 juta kepada tersangka. Kemudian tanggal 29 September 2012 korban transfer lagi Rp 80 juta. Tapi sampai 2019 janjinya tidak terealisasi sehingga korban melaporkannya," ujar Yudi, dalam konferensi pers di Mapolres Magelang, Selasa (16/7/2019).

Baca juga: 4 Fakta Mucikari Tipu Warga Lumajang, Mengaku Punya Tabungan Rp 115 Miliar dan Tambang Batu Bara

Polisi melakukan penyidikan hingga akhirnya meringkus tersangka di rumah istri sirinya di kawasan Bantul pada 11 Juni.

Hasil pemeriksaan, tersangka telah melakukan aksi serupa kepada enam korban di wilayah Kabupaten Magelang.

Seluruh korban dijanjikan tersangka bisa masuk PNS dengan syarat menyetorkan uang dengan nominal bervariasi setiap korban, yakni berkisar Rp 65 juta - Rp 85 juta per orang.

Untuk meyakinkan korban, tersangka meminta para korbannya untuk membeli baju seragam PNS dan korpri.

"Tersangka mengaku kepada korban kalau pernah memasukkan seseorang jadi PNS. Jadi korban mudah percaya dan menuruti semua kemauan tersangka," jelas Yudi.

Baca juga: Anggota TNI Gadungan Tipu hingga Tiduri 16 Wanita yang Sudah Bersuami

Modal nyaleg

Di hadapan polisi dan awak media, tersangka mengaku nekat melakukan penipuan karena membutuhkan uang banyak untuk modal mencalonkan diri menjadi anggota legislatif (caleg) di DPRD Kabupaten Magelang pada Pemilu 2014. 

"Modal nyaleg sekitar Rp 700 juta. Saya tidak punya uang sebesar itu, dengan begitu (menipu) bisa cepat dapat uang banyak," katanya.

Tersangka menjelaskan uang yang ditarik dari para korban tidak pernah digunakan untuk membiayai proses rekrutmen PNS seperti yang dijanjikan.

Uang tersebut justru digunakan untuk kepentingan pribadinya, termasuk membeli sepeda motor.

“Hanya berkas saja yang saya proses, saya kirim ke BKN Jakarta pakai pos. Tidak tahu sampai tidak (ke tujuan), enggak pernah ngecek. Kalau uangnya saya pakai sendiri," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com