Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Meninggal akibat Gempa di Maluku Utara Bertambah Jadi 4 Orang

Kompas.com - 16/07/2019, 18:14 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Korban meninggal dunia akibat gempa bermagnitudo 7,2 di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, bertambah menjadi empat orang.

“Untuk data sementara korban meninggal dunia itu empat orang. Itu data sementara,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Selatan, Sudarto, kepada Kompas.com, saat dihubungi dari Ambon, Selasa (16/7/2019).

Namun, Sudarto tidak menyebut secara rinci identitas keempat korban tersebut, termasuk juga lokasi ditemukannya para korban serta desa tempat tinggal korban.

Baca juga: 5 Fakta Baru Gempa Magnitudo 7,2 di Maluku Utara, 3 Orang Tewas hingga 971 Bangunan Rusak

Dia mengatakan, saat ini, ada beberapa kecamatan yang belum didata seluruhnya, baik untuk kerusakan rumah warga, mau pun pendataan para korban.

Dia mencontohkan di Kecamatan Gane Timur dan Gane Barat mislanya, ada banyak rumah yang roboh saat gempa terjadi, namun saat ini pendataan di dua kecamatan itu belum rampung dilakukan.

Menurutnya, dua kecamatan tersebut sangat dekat dengan titik gempa dan dari laporan yang diterima kondisinya sangat parah.

“Laporan yang kami terima dua kecamatan itu kondisinya sangat parah, banyak rumah-rumah warga yang roboh, tapi di sana itu banyak desa yang tidak punya sinyal, desa-desa di sana sangat sulit dijangkau,” ujar dia.

Dari data terakhir yang diterima, gempa bermagnitudo 7,2 yang mengguncang Halmahera Selatan menyebabkan 3 orang meningal dunia, 971 rumah warga mengalami keruskaan parah.

Baca juga: BMKG Sebut Gempa di Bali Tidak Berkaitan dengan Maluku Utara

Selain itu, gempa juga menyebabkan 6 sekolah dan tiga rumah ibadah, serta dua jembatan ambruk.

Menurut Sudarto, data jumlah kerusakan rumah warga dan fasilitas umum lainnya masih bisa saja bertambah karena beberapa kecamatan sampai saat ini belum terdata.

"Mungkin saja rumah warga yang rusak bisa lebih dari 1.000 karena ada beberapa daerah yang belum terdata. Termasuk juga korban luka dan jiwa, karena belum semua didata, desa-desanya berjauhan dan sulit dijangkau,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com