Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Kembangkan Drone Amfibi Untuk Pengawasan dan Mitigasi Bencana

Kompas.com - 16/07/2019, 17:38 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta melakukan uji terbang wahana unmanned aerial vehicle (UAV) amfibi.

Dalam uji coba ini, UAV atau yang juga disebut drone amfibi ini mampu take off  dan landing di atas permukaan air di Laguna Pantai Samas, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa (16/7/2019).

UAV ini diharapkan mendukung kesiapsiagaan tanggap bencana, baik dalam hal mitigasi dan surveillance.  

Ketua Tim Peneliti untuk penelitian UAV, Tri Kuntoro Priyambodo mengatakan, hari ini melakukan uji coba untuk dua unit UAV bernama Amphibi Gama V2 di laguna Pantai Samas.

UAV Amphibi Gama V2 merupakan pesawat tanpa awak amfibi generasi ke-2 dari pengembangan pesawat UAV Gama UX 628 yang sudah dulu dikembangkan oleh UGM pada 2016.

Saat ini, UAV belum didesain untuk bisa mendarat di air. Sehingga saat digunakan untuk pemotretan dari udara untuk menganalisis potensi dan resiko bahaya banjir di wilayah Tanjung Selor, Kalimantan Utara, mengalami kesulitan karena minimnya area yang datar.

"Di sana (Kalimantan Utara) sulit cari tempat lapang untuk take off dan landing, dan adanya hanya semak-semak dan rawa," katanya kepada wartawan Selasa.  

Baca juga: Prestasi Mahasiswa Unpad, Kembangkan Nanobubble untuk Reaktor Nuklir

Pihaknya lalu berpikir mengembangkan UAV amfibi yang dinamai UAV Amphibi Gama V2 bertipe fixed wings.

UAV Amphibi Gama V2 adalah pengembangan dari pesawat UAV Gama UX 628. Kemampuan UAV Amphibi V2 menjadi semakin luwes dalam memonitoring berbagai bencana termasuk banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hingga angin ribut.

"Ketika tidak ada tidak ada daratan yang datar dan panjang maka melalui genangan airpun bisa take off dan landing," ucapnya.  

Baca juga: Hendak Bakti Sosial, Bus Mahasiswa Terguling di Trans-Sulawesi

Dijelaskannya, untuk bodi UAV Amphibi Gama V2 menggunakan bahan material komposit dengan panjang 1.350 mm, bentang sayap 2.000 mm, kapasitas daya baterai LiPo 11.000 mAh.

Dengan kekuatan itu, kapasitas muatan 1,5 kg dan beban muatan maksimal untuk take off 6 kg. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sensor akselerometer, sensor gyroscope, sensor barometer, sensor air speed, serta sistem navigasi GPS.  

Sistem penggerak menggunakan motor brushless dan kendali dengan motor servo. UAV dengan mikroprosesor, kontrol manual berupa remote 2.4 Mhz, dan komunikasi telemetry 433 Mhz.

Untuk tes hari ini, terjadi gagal landing. 

"Sudah diuji terbang, take off  dan landing oke meski karena angin besar yang pertama tadi tidak berhasil landing. Untuk yang kedua berhasil landing tapi miring tadi," ucapnya.  

Ke depan, pihaknya akan melakukan penyempurnaan kerangka dan sistem controller sehingga saat take off bisa dipindahkan ke otomatis dan bisa terbang maupun kembali secara mandiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com