KOMPAS.com - Pada hari Minggu (14/7/2019), gempa bermagnitudo 7,2 mengguncang Maluku Utara.
Kepala BMKG Ternate Kustoro Heriyatmoko menjelaskan, gempa itu itu terjadi akibat aktivitas sesar Sorong-Bacan, saat dikonfirmasi Kompas.com.
Sementara itu, kuatnya getaran gempa membuat warga lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, ada 971 rumah dan bangunan mengalami kerusakan. Data tersebut terpantau hingga Senin (15/7/2109) pukul 20.45.
Sementara itu, setidaknya ada tiga warga meninggal dunia da ribuan warga mengungsi pasca-gempa.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Hingga hari Senin, pukul 20.45 WIB, tercatat ada sebanyak 971 bangunan mengalami kerusakan.
“Sampai saat ini data yang kami terima itu jumlah rumah yang rusak mencapai 971 unit,” kata Sekretaris BPBD Maluku Utara Ali Yau saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin malam.
Ratusan rumah warga yang terdampak gempa tersebut seluruhnya mengalami kerusakan parah.
Kerusakan terparah terjadi di Desa Gane Luar, dimana ada 380 rumah warga yang rusak berat, kemudian di Desa Ranga-Ranga 300 rumah, Desa Lemo 131 rumah dan Desa Tomara 90 rumah.
Selain itu tercatat ada enam gedung sekolah dan tiga rumah ibadah yang rusak parah. Selain itu ada juga fasilitas kesehatan berupa satu unit poliklinik desa dan Bank Bumdesa.
Di Desa Ranga-Ranga, ada dua sekolah dan satu gereja yang rusak parah. Sementara di Desa Gane Luar ada satu masjid dan tiga sekolah yang rusak parah.
Lalu, satu gedung sekolah dan poliklinik desa di Desa Lemo-Lemo juga rusak parah.
Baca juga: Ini Data Terbaru Jumlah Bangunan Terdampak Gempa Maluku Utara
Gempa juga ikut merusak dua jembatan dan fasilitas pelabuhan di Halmahera Selatan. Petugas juga masih melakukan pendataan terkait dampak gempa di Maluku Utara.