"Sejak saya kecil, waduk itu sudah ada. Sejak zaman ayah saya jadi kepala dusun, di lokasi itu pohon dilarang ditebang. Sampai sekarang tetap dilindungi dan menjadi aset pemerintah desa," katanya saat ditemui di kediamannya.
Baca juga: Bata Kuno di Sendang Sumberbeji Diduga untuk Lindungi Sumber Mata Air
Menurut arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BCPB) Jawa Timur, Nugroho Harjo Lukito, bangunan tersebut dibangun di masa lampau untuk melindungi dan mengalirkan air dari sumber air alami. Sumber air yang keluar diprediksi memiliki debit cukup besar.
"Sumber airnya di sini besar sepertinya ya karena bisa mengairi sawah lebih dari 7 hektar," katanya.
Sementara itu, menurut Wicaksono, struktur saluran air tersebut memang tipe tertutup dan disiapkan untuk dipendam di dalam tanah.
"Kita memastikan bahwa struktur bata yang ada di Sumberbeji ini berfungsi sebagai saluran air yang membentang dari barat ke timur. Arus air ini dari barat mengarah ke timur," katanya, saat ditemui di lokasi, Selasa (2/7/2019).
Baca juga: Bangunan Bata Kuno di Jombang Merupakan Saluran Air Peninggalan Majapahit
Saat para ahli melakukan penggalian lanjutan di Sumberbeji, ditemukan adanya struktur baru yang berupa bangunan dari batu bata, Senin (15/7/2019).
Lokasi penemuan itu hanya berjarak beberapa meter dari lokasi penemuan situs berupa saluran air, dua minggu lalu.
Berdasarkan analisis Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, situs berupa saluran air itu diidentifikasi sebagai peninggalan Majapahit.
"Kalau bentuknya apa yang ditemukan hari ini, kami belum tahu pasti. Besok dari Dinas Purbakala (BPCB) akan ke sini," kata Kepala Desa Kesamben, Ngoro, Jombang, WS Yuda, di lokasi penggalian situs, Senin.
Penggalian lanjutan di lokasi penemuan situs Sumberbeji merupakan inisiatif pemerintah desa atas izin BPCB Jawa Timur.
Baca juga: Penggalian di Lokasi Situs Peninggalan Majapahit, Ditemukan Struktur Lain
Sumber: KOMPAS.com (Moh. Syafií)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.