Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eceng Gondok Penuhi Hampir 70 Persen Waduk Cirata, Petani Ikan Menjerit

Kompas.com - 16/07/2019, 07:41 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Petani Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Waduk Cirata, Jawa Barat mengeluhkan keberadaan gulma eceng gondok yang terus meluas.

Petani mengaku, keberadaan tanaman air itu cukup mengganggu aktivitas budidaya ikan di keramba.

“Ikan jadi kekurangan oksigen, nafsu makan ikan juga berkurang sehingga menghambat ke pertumbuhan,” kata seorang petani ikan, Usep saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/07/2019).

Baca juga: Korban Banjir Terganggu Eceng Gondok, Butuh Bambu Sebagai Penghalang

Petani ikan di Blok Cipanas, Margaluyu, Kabupaten Bandung Barat itu menyebutkan, dengan kondisi ikan seperti itu, masa panen yang seharusnya bisa dilakukan 4 bulan menjadi 6 bulan.

“Kematian ikan juga jadi mudah. Ikan nila yang biasanya paling kuat bertahan dibandingkan jenis ikan lainnya, sekarang malah yang paling rentan mati,” ujarnya.

Akibatnya, sejak tiga tahun terakhir hasil panen ikan terus menurun, Usep mengaku kadang harus mempercepat masa panen karena khawatir semakin banyak lagi ikan yang mati.

“Tingkat kematiannya sekitar 10 persen dari jumlah benih ikan yang kita sebar di keramba, dan itu terus bertambah sejak eceng gondok banyak,” ucapnya.

Sementara Yayan, petani ikan Blok Jati Nenggang Wetan, Mande Cianjur menyebutkan, keberadaan eceng gondok sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir.

Selama ini, penanganannya baru sebatas inisiatif dari para petani ikan dan masyarakat sekitar dan dilakukan dengan alat seadanya.

“Kami bukan tanpa upaya, dulu rutin setiap minggu mengangkatnya dari air. Tapi kewalahan juga karena alat yang kita gunakan seadanya, sedangkan eceng perkembangannya sangat cepat,” tuturnya.

Petani ikan pun berharap, ada langkah nyata dari pemerintah dan pihak terkait dalam penanganan hama gulma tersebut.

“Kalau dibiarkan tanpa ada penanganan yang serius, tentu akan semakin mengganggu pada budidaya ikan, dan kami tentunya pihak yang paling terdampak (dirugikan)," ujar Ketua Kelompok Mitra KJA Mande itu.

Baca juga: 5 Fakta Nelayan Dimutilasi, Pamit Cari Ikan hingga Warga Bongkar Rawa Eceng Gondok

Dihubungi terpisah, Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Pesona Wisata, Hendrawan menyebutkan, eceng gondok telah menutupi hampir 70 persen perairan Waduk Cirata yang melingkupi tiga wilayah kabupaten itu, yakni Purwakarta, Cianjur dan Bandung Barat.

Sebaran paling masif terdapat di blok Sangkali wilayah Kabupaten Bandung Barat, blok Cokelat Cikidang Bayabang dan Calincing yang ada di wilayah Kabupaten Cianjur.

“Namun sebarannya dinamis atau berpindah-pindah karena mengikuti arus air juga dan angin,” sebut Hendrawan.

Selain mengganggu budidaya ikan keramba, keberadaan eceng gondok di atas permukaan air itu juga berdampak kurang bagus pada aktivitas pariwisata setempat.

Selain merusak pemandangan, eceng gondok juga kerap menghalangi jalur perahu angkutan wisatawan atau pengunjung.

“Saat ini penanganannya baru sebatas inisiatif dari masyarakat. Kita sendiri rutin melakukan Jumat Bersih. Namun karena menggunakan alat seadanya, sehari paling dapat 10 karung,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com