Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaul Kekal Dihadiri Sahabat Muslim, Biarawati Ini Sebarkan Persaudaraan Lintas Iman

Kompas.com - 15/07/2019, 10:27 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

Melalui chat itu, Romo Sulardi mengajak Suster Andrea untuk menulis sebuah buku.

"Saya sebelumnya tidak kenal Romo Sulardi Pr, beliau tahu saya dari Instagram. Terus chat, suster ayo buat buku," ujarnya.

Romo Andreas Sulardi mengatakan kepada Suster Andrea agar menuliskan tentang pengalamannya. Khususnya, pengalaman-pengalaman bersama teman-teman lintas iman.

"Buku itu tahun 2018 lalu. Judul bukunya Cerita Kecil di Bawah payung," ungkapnya.

Baca juga: 3R, Menumbuhkan Semangat Menghargai Perbedaan dan Toleransi

Suster Andrea di dalam buku itu menuliskan berbagai pengalamannya.

Suatu ketika, setelah selesai kuliah dan hendak menuju parkiran, hujan turun cukup deras.

Waktu itu, Suster Andrea tidak membawa payung dan berdiri menunggu hujan reda.

Tiba-tiba, ada dua temanya berlari menghampiri. Mereka datang dengan membawa payung. Di tengah hujan deras itu, mereka memayungi dan mengantarkan suster yang terkenal murah senyum ini ke parkiran.

"Saya bilang sebentar lagi kan waktunya shalat, kamu shalat dulu saja. Tapi dia bilang, nanti saja suster kan dari sini ke parkiran dekat, setelah mengantar suster, saya ke mushola, shalat," urainya

Suster Andrea juga menuliskan pengalamanya saat berada di bandara bersama teman-teman kampusnya. Waktu itu, salah satu teman kuliahnya baru saja putus.

"Teman yang baru putus itu kan kemana-mana dengan saya. Di bandara itu dia suka meluk-meluk, sambil kadang menangis kadang tertawa," tuturnya.

Saat di bandara itu ternyata orang-orang memperhatikan. Mereka memperhatikan karena satu mengenakan jilbab dan satu lagi mengenakan baju suster.

"Tiba-tiba ada yang datang menyalami, mengatakan Mbak, terimakasih, saya enggak tahu Mbak itu dari agama mana, tetapi melihat ini hati saya menjadi damai," tegasnya.

Beberapa teman, lanjutnya, bingung karena melihat ibu lainnya yang juga ada di bandara meneteskan air mata. Ternyata, ibu itu menangis karena melihat Suster Andrea dan temannya begitu akrab meski berbeda agama.

"Teman bilang mereka menangis karena melihat suster sama Nada (teman suster Andrea) beda agama bisa damai, berpelukan, saling mengasihi," tandasnya.

Tak hanya itu, pernah suatu ketika saat sedang berjalan seorang tukang parkir menghampiri Suster Andrea. Tukang parkir itu tiba-tiba meminta maaf ke pada Suster Andrea. Ternyata, tukang parkir tersebut meminta maaf atas kejadian intoleransi yakni peristiwa penyerangan gereja di Gamping, Sleman.

"Mbak sudah tahu ada kejadian pembacokan kemarin? Tolong di jelaskan ya Mbak ke teman-teman bahwa Islam itu tidak mengajarkan seperti itu, Kami minta maaf ya Mbak, jangan takut sama kami," ucap Suster Andrea mengulang kata-kata tukang parkir yang menghampirinya.

Mendengar itu, Suster Andrea mengaku sangat terharu. Masih banyak orang-orang yang peduli dan memperjuangan perdamaian.

"Saya benar-benar sampai terharu mendengar itu, ternyata banyak orang-orang yang baik," tuturnya.

Suster Andrea mengatakan, manusia sudah berbeda sejak lahir. Namun, perbedaan bukan menjadi penghalang untuk saling mengasihi satu sama lain dan berbuat baik untuk sesama.

"Prinsip saya itu.  Saya berbuat baik bukan karena agama memerintahkan saya berbuat baik, tetapi memang sejatinya manusia seperti itu," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com