Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah Mengaku Banyak Temui Proses Potong Ayam yang Tidak Halal

Kompas.com - 14/07/2019, 16:39 WIB
Andi Hartik,
Krisiandi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku banyak menemukan proses penyembelihan ayam yang tidak sesuai dengan norma agama. Karena itu, dikhawatirkan, daging ayam yang dihasilkan menjadi tidak halal.

"Juru penyembelihan hewan baru fokus untuk sapi. Ayam rupanya proses penyembelihannya agak teledor. Kurang mengikuti norma-norma fiqh-nya," katanya saat meresmikan Halal Center di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Kota Malang, Minggu (14/7/2019).

Berdasarkan hasil survei yang dilakukannya, Khofifah mengaku menemukan proses penyembelihan yang tidak sempurna. Ayam itu hanya digores pada lehernya, kemudian disiram dengan air panas.

Baca juga: Mentan Lepas Ekspor Perdana Bibit Ayam Potong ke Timor Leste

"Hasil random saya ternyata memang katanya, ya pokoknya asal ada goresan di leher kemudian disiram air panas itu yang saya dapatkan dari beberapa random yang saya lakukan," jelasnya.

Karena itu, Khofifah memandang penting berdirinya Halal Center yang dapat meneliti proses penyembelihan hewan, termasuk ayam. Khofifah mengaku sudah diingatkan tentang proses penyembelihan hewan itu oleh tokoh masyarakat, termasuk oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWMU) Jawa Timur.

Khofifah mengatakan, makanan halal adalah fondasi untuk membangun kehidupan berbangsa.

"Harapan kita semua adalah kalau membangun masyarakat Indonesia sehat lahir bathin, jasmani rohani, maka antara lain yang harus kita jaga adalah makanan yang halal, sumbernya halal prosesnya juga halal," katanya.

Khofifah mengungkapkan keheranannya pada Tokyo, Jepang yang sudah menerapkan makanan halal. Menurutnya, Indonesia masih harus berbenah untuk memastikan daging yang dikonsumsi adalah halal.

Baca juga: Mentan Amran Ancam Cabut Izin Perusahaan yang Jadi Broker Ayam Potong

"Kita terkaget-kaget, bagaimana Tokyo itu bisa menjadi kota yang menginisiasi halal food, halal snack dan seterusnya. Maka kemudian perkembangan-perkembangan bisnis syariah di Tokyo hari ini luar biasa pesatnya. Banyak hal yang memang harus belajar dan berbenah dan siap untuk melakukan improvement di banyak di lini," ungkapnya.

Khofifah berharap, Halal Center di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh bisa menjadi penggerak terwujudnya proses penyembelihan hewan yang benar.

"Mudah-mudahan nanti Bahrul Maqhfiroh menjadi leading sektor, diantara proses penyiapan itu karena juru penyembelihan sapi terus bertambah, kita lakukan training ulang bagaimana menjadi juru sembelih yang halal," jelasnya.

Kompas TV Berikut rangkuman berita pilihan Kompas TV dalam TOP 3 NEWS: 1. Setelah lebih dari sepekan dirawat di Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, hari ini diperbolehkan pulang. Namun, Risma harus tetap menjalani rawat jalan untuk menstabilkan kondisi kesehatannya. Risma sudah mendapatkan izin dari tim dokter setelah dinyatakan kondisinya membaik. Namun risma masih diwajibkan untuk menjalani rawat jalan. Sebelumnya, Risma dirawat intensif sejak 25 Juni lalu oleh 15 dokter spesialis. Ia menderita sesak napas dan maag akut akibat kelelahan. 2. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memenuhi panggilan sebagai saksi, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor Jakarta. Khofifah diperiksa terkait kasus jual beli jabatan di kementerian agama. Sebelumnya, pada 26 Juni lalu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersaksi bahwa Khofifah dan Romahurmuziy merekomendasikan nama Haris Hasanuddin untuk menduduki jabatan kakanwil kementerian agama Jawa Timur. 3. Seusai menyelesaikan perselisihan hasil pemilihan umum pilpres 2019, mahkamah konstitusi kini melanjutkan sidang PHPU untuk anggota legislatif. Dari 340 permohonan yang diajukan, MK meregistrasi sebanyak 260 perkara. Dari 260 perkara, sebanyak 248 perkara diajukan parpol. Satu perkara diajukan pemohon Partai Berkarya berkaitan dengan <em>Parliamentary Threshold</em>.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com