Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Kasus Tabrak Lari, Ini Langkah Dishub Cegah Kecelakaan di "Overpass" Manahan

Kompas.com - 14/07/2019, 11:08 WIB
Labib Zamani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Kota Surakarta (Solo) memiliki sejumlah rencana untuk menghindari terjadinya kecelakaan di jalan layang atau overpass di wilayah Manahan, Solo, Jawa Tengah.

Salah satu rencana itu adalah memasang rambu untuk mengurangi laju kecepatan kendaraan di overpass Manahan. Langkah ini dilakukan setelah terjadi tabrak lari di overpass Manahan yang viral di media sosial.

"Kami akan memasang rambu untuk mengurangi kecepatan kendaraan di sana (overpass Manahan)," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Hari Prihatno di Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/7/2019).

Selama ini telah banyak rambu lalu lintas yang dipasang di overpass Manahan. Rambu yang terpasang mulai dari dilarang mendahului dan kecepatan kendaraan.

Namun, dari pantauan kamera CCTV yang terpasang di kawasan itu masih ditemukan kendaraan yang melintas mendahului kendaraan yang ada di depannya.

"Sudah banyak rambu peringatan yang kami pasang di overpass Manahan. Seperti rambu peringatan jagan mendahului dan kecepatan kendaraan," kata dia.

Baca juga: Fakta Baru Tabrak Lari di Overpass Manahan, Identitas Pelaku Terlacak hingga Korban Meninggal di Rumah Sakit

Mural di dinding jembatan layang Manahan dari udara di Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2019). Mural tokoh figur Pandawa Lima seperti Yusdistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa menghiasi dinding sepanjang 2500 meter. Fly over Manahan Solo dirancang sepanjang 600 meter dan lebar 9 meter.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Mural di dinding jembatan layang Manahan dari udara di Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/5/2019). Mural tokoh figur Pandawa Lima seperti Yusdistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa menghiasi dinding sepanjang 2500 meter. Fly over Manahan Solo dirancang sepanjang 600 meter dan lebar 9 meter.
Overpass Manahan dibangun untuk mengurangi kepadatan kendaraan di perlintasan sebidang kereta api (KA) di Manahan.

Hari mengakui, untuk lebar jalan overpass Manahan sedikit sempit sehingga pengendara yang melintas harus berhati-hati dan mematuhi batas kecepatan berkendaran sesuai rambu yang terpasangan.

Adapun, terkait persitiwa tabrak lari, Hari menilai bahwa itu adalah murni kelalaian pengendara. Dia menyebutkan, jalan tol yang sudah lengkap infrastrukturnya dan rambu lalu lintas juga masih sering terjadi kecelakaan lalu lintas.

"Kami akan terus sosialisasikan kepada masyarakat untuk tertib berkendara saat melintasi overpass Manahan," tuturnya.

Peristiwa tabrak lari itu terjadi pada 1 Juli 2019, dan menghebohkan dunia maya. Saat itu, pengendara sepeda motor bernama Retnoning (54) meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Kasus tersebut saat ini telah ditangani pihak kepolisian. Polisi telah melakukan pemeriksaan saksi dan rekaman kamera CCTV yang ada di kawasan lokasi kejadian untuk mengungkap pelaku tabrak lari.

"Sudah kami temukan beberapa petunjuk ke arah identifikasi kendaraan (pelaku). Saat ini tim sedang bekerja," kata Kasatlantas Polresta Surakarta Kompol Busroni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com