Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Sneaker yang Dipakai Jokowi Saat Bertemu Prabowo di MRT

Kompas.com - 13/07/2019, 13:10 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali bertemu dengan Prabowo Subianto, kali ini. Pertemuan keduanya dilakukan di MRT Lebak Bulus, Sabtu (13/7/2019).

Pertemuan Jokowi dan Prabowo itu menandakan rekonsiliasi di antara keduanya. Baik Jokowi dan Prabowo sepakat, tak ada lagi kubu-kubuan di antara pendukung setelah mereka berdua bertemu hari ini.

Ada yang unik dari pertemuan itu, di mana keduanya sama-sama menggunakan kemeja putih. Prabowo menggunakan kemeja putih berlengan pendek dan celana cokelat.

Baca juga: Pertemuan Prabowo dan Jokowi akan Terjadi Lagi Dalam Waktu Dekat

Sementara, Jokowi terlihat santai dengan kemeja dan celana panjang hitam menggunakan sneaker berwarna hitam beralas putih, merek NAH sepatu buatan anak-anak Bandung.

Begini kisah perjuangan anak-anak muda Bandung merintis bisnis sneaker.

Managing Director NAH Project Ifa Hanifah menyebut, pasar sneakers di Indonesia masih sangat luas dan punya peluang besar untuk berkembang.

Apalagi, selain anak muda, sneakers juga dilirik oleh kalangan profesional. Kepala negara seperti Joko Widodo (Jokowi) tertangkap kamera sering menggunakan sneakers saat bertugas.

Baca juga: Kisah Tiga Anak Muda Bandung Rintis Bisnis Sneakers Lokal

Peluang bisnis sneakers inilah yang digarap oleh Ifa dan dua rekannya yakni Rizky Arief Dwi Prakoso dan Karina Innadindya.

Semenjak membangun bisnisnya di 2017, sneakers garapan mereka laku keras. Mereka bahkan disebut perintis sneakers merek lokal.

"Kami melihat peluang sneakers di Indonesia itu besar banget, bahkan sampai ada komunitasnya di beberapa kota. Dan selama ini belum ada pemain lokal yang menggarap bisnis ini," jelas Ifa seperti dikutip dari KONTAN.

Baca juga: Bertemu Presiden Jokowi, Ini Pernyataan Lengkap Prabowo Subianto

NAH Project resmi meluncur ke pasaran sejak Oktober 2017 lalu sebagai pelopor sneakers lokal.

Ifa menjelaskan bahwa dirinya bersama dua founder NAH Project lainnya sama-sama merintis bisnis sneakers dari awal.

Awalnya, Ifa bergabung di NAH Project sebagai Head of Marketing.

"Sebenarnya, kalau dibilang founder NAH sendiri ya Rizky dan Karin, tapi saat ini mereka sudah tidak aktif sebagai CEO NAH dan sudah tidak aktif dalam proses bisnisnya. Saya juga ikut merintis ini dari awal, gabung sebagai head of marketing," jelas gadis kelahiran 1995 ini.

Baca juga: Kompak Berbaju Putih ke KPU, Jokowi Pakai Sneakers, Maruf Amin Pakai Sarung Hijau

Keluar sebagai brand sneakers lokal pertama di tanah air, NAH Project memproduksi sekitar 10 model sneakers dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 270.000 sampai Rp 415.000 per pasang.

Ifa mengatakan, jika saat ini kapasitas produksi NAH Project sudah mencapai 10.000 pasang sepatu per bulan.

"Kalau penjualannya saat ini mencapai 3.000 - 4.000 pasang per bulan. Padahal dulu waktu awal-awal hanya sekitar 30 - 50 pasang per bulan," katanya. Semua penjualan dilakukan lewat online melalui Instagram, web, dan e-commerce.

Artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul Ini Kisah Anak Muda Bandung merintis sneakers lokal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com