Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Rumah Masa Kecil Bung Karno di Jombang yang Tinggal Pondasi

Kompas.com - 13/07/2019, 11:37 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

 

JOMBANG, KOMPAS.com - Presiden RI pertama Soekarno (Bung Karno), semasa kecil pernah tinggal di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tepatnya di wilayah Kecamatan Ploso.

Keyakinan bahwa Bung Karno pada masa kecilnya pernah tinggal di Ploso Jombang, salah satunya merujuk pada buku berjudul 'Ida Ayu Nyoman Rai IBU BANGSA', yang ditulis oleh 7 guru besar dan seorang doktor.

Buku tersebut diterbitkan oleh Kemang Aksara Studio bekerja sama dengan Akademi Kebangsaan Jakarta, tahun 2012.

Adapun isinya, banyak mengulas tentang sosok ibu Bung Karno, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.

Pada salah satu bagian buku, tepatnya pada Bab IV, dituliskan cerita saat Ida Ayu Nyoman Rai Srimben menjadi warga masyarakat desa.

Ibu Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia ini tinggal di Ploso, mengikuti suaminya, Raden Soekeni Sosrodihardjo.

Baca juga: Razia di Lokasi Pengasingan Bung Karno, Alat Tambang Disita Aparat

Soekeni Sosrodihardjo, ayah Soekarno, mendapatkan tugas menjadi Mantri Guru atau Kepala Sekolah di wilayah Ploso. Ayah Bung Karno bertugas sebagai Mantri di Ploso dari tahun 1901 hingga tahun 1907. 

Surat tugas sebagai Mantri Guru yang diterima Soekeni, ditandatangi oleh Direktur Pendidikan, Peribadatan dan Kerajinan Pemerintah Hinda Belanda pada tanggal 28 Desember 1901.

Adapun penulis buku 'Ida Ayu Nyoman Rai IBU BANGSA', yakni, Dr Nurinwa Ki S Hendrowinoto, Prof Dr AA Putra Agung, Prof Aminudin Kasdi, Prof Dr Tadjoer Rizal Baiduri, Prof Dr Fabiola D Kurnia, Prof Dr Roesminingsih, Prof Dr A Fatchan dan Prof Dr Jacob Sumardjo.

Kushartono, pengelola alias juru kunci rumah masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, saat berada di Jombang mengungkapkan, pada masa kecilnya, Bung Karno memang pernah tinggal di Jombang.

Menurut Kushartono, berdasarkan penelusuran pihak keluarga besar Bung Karno yang didukung sejumlah literatur dan bukti otentik, rumah masa kecil Bung Karno, berada di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.  

Baca juga: Bali, Provinsi Pertama yang Keluarkan Pergub tentang Bulan Bung Karno

Rumah yang dimaksud sebagai rumah Bung Karno saat kecil, tepatnya berada di kawasan Gang Buntu, di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso. Namun, saat dikunjungi Kompas.com pada Kamis (11/7/2019), rumah itu tinggal pondasi.

"Dari penelusuran keluarga besar Soekarno, di rumah ini dulunya Bung Karno pernah tinggal," kata Kushartono, saat berada di lokasi bekas rumah tinggal Bung Karno semasa kecil.

Ketua Harian Persada Soekarno Kediri itu menjelaskan, keluarga besar Soekarno melakukan penelusuran rumah masa kecil Presiden RI pertama itu selama bertahun-tahun. 

"Jadi, selain dari penuturan warga khususnya yang sudah sepuh (tua), kami juga merujuk dari literatur yang ditulis para sejarawan," tutur Kushartono, sembari menunjukkan sejumlah buku yang menulis keberadaan rumah Bung Karno di Jombang.

Dari beberapa buku yang dibawa pengelola Ndalem Pojok di Kediri itu, ada 2 buku yang secara gamblang menuliskan orang tua Soekarno pernah tinggal di Ploso.

Kedua buku tersebut adalah buku berjudul 'Ida Ayu Nyoman Rai IBU BANGSA' dan 'Candradimuka'.

Baca juga: 4 Fakta Kunjungan Jokowi di DIY, Shalat Jumat di Masjid Peninggalan Bung Karno hingga Bertemu Sri Sultan

Buku berjudul 'Candradimuka' ditulis oleh sejarawan asal Jombang, Dian Sukarno. Dalam buku tersebut, penulis bahkan menyajikan gambar rumah Bung Karno di Ploso.

Buku berjudul 'Candradimuka' merupakan bagian pertama dari 3 seri buku 'Trilogi Spiritualitas Bung Karno'. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 2013.

"Maka, sampai saat ini kami meyakini bahwa (rumah) ini dulunya tempat Bung Karno tinggal," kata Kushartono, saat menemani Kompas.com mengunjungi rumah yang diyakini sebagai tempat tinggal Presiden RI pertama, semasa kecil.

Roboh sejak tahun 2015

Khoirul Anam (46), penjaga pekarangan tempat berdirinya bangunan bekas rumah masa kecil Presiden RI pertama Soekarno (Bung Karno), saat menceritakan kondisi dan tata ruang rumah, Kamis (11/7/2019). Rumah masa kecil Bung Karno itu berada di kawasan Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. KOMPAS.com/MOH. SYAFIÍ Khoirul Anam (46), penjaga pekarangan tempat berdirinya bangunan bekas rumah masa kecil Presiden RI pertama Soekarno (Bung Karno), saat menceritakan kondisi dan tata ruang rumah, Kamis (11/7/2019). Rumah masa kecil Bung Karno itu berada di kawasan Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan di lokasi, rumah masa kecil Bung Karno, kini tersisa pondasi dan bekas reruntuhan bangunan. Bekas bangunan rumah itu berukuran 15 x 6 meter.

Khoirul Anam (46), penjaga pekarangan tempat berdirinya bangunan bekas rumah Bung Karno menuturkan, rumah yang menghadap ke arah timur tersebut roboh pada tahun 2015.

Rumah itu ambruk, setahun setelah meninggalnya Slamet Waluyo, penjaga rumah.

Sebelumnya, selama kurang lebih 20 tahun, Slamet Waluyo tinggal di rumah masa kecil Bung Karno. Sepeninggal Slamet, Khoirul diminta oleh almarhum Solikan, pemilik lahan untuk menjaga pekarangan tersebut. 

Khoirul mengungkapkan, sebelum dirinya, ada beberapa orang yang pernah menjaga rumah dan pekarangan tersebut. Nama terakhir sebelum dia, adalah almarhum Slamet Waluyo.

Baca juga: Selamat Ulang Tahun ke-118 Bung Karno...

Sebelum roboh, Khoirul mengaku ingat betul dengan kondisi rumah. Rumah itu dulunya menghadap ke arah timur. Bangunan rumah, memiliki pondasi bata merah dengan dinding dari anyaman bambu.

Bangunan rumah, sebut Khoirul, terdiri dari teras, ruang tamu, serta 2 kamar tidur dan 1 ruangan untuk dapur. Sementara untuk kamar mandi dan sumur, letaknya terpisah dari bangunan utama.

"Kalau tiang penyangga (rumah) dari kayu jati, atapnya genting. Rumah ini dulu ada 2 kamar," katanya sembari menunjukkan bagian rumah dari pintu depan hingga ruang rumah bagian belakang.

Seluruh bangunan rumah Bung Karno semasa kecil sudah ambruk dan tinggal pondasi. Diatas pondasi rumah pada bagian belakang, terdapat tumpukan kayu dan bekas bangunan lainnya yang dikumpulkan jadi satu.

Baca juga: Ada Jawaban Keliru soal Bung Karno, Megawati Ceramahi Peserta Lomba Cerdas Cermat

Sementara, dari bekas bangunan yang diyakini sebagai rumah Bung Karno semasa kecil, saat ini hanya tersisa kamar mandi dan sumur. Kamar mandi dan sumur itu berjarak sekitar 5 meter, pada bagian belakang dari rumah. 

"Ini kamar mandinya, masih berdiri. Sumurnya juga masih berfungsi," kata Khoirul.

Sebagai penjaga pekarangan, Khoirul mengaku mendapatkan informasi dari pemilik lahan jika rumah yang ada disitu, dulunya merupakan tempat tinggal Bung Karno semasa kecil.

"Pernah dikasih tahu. Dulu waktu kecil, saya juga dikasih tahu Mak (ibu) saya, kalau Bung Karno pernah tinggal di rumah ini. Mak saya dapat cerita buyutnya," ungkapnya.

Ditemukan dari penuturan warga

Kushartono, salah satu kerabat Bung Karno, menunjukkan dokumentasi dari salah satu yang menuliskan keberadaan rumah masa kecil Presiden RI pertama Soekarno (Bung Karno), Kamis (11/7/2019). Rumah masa kecil Bung Karno itu berada di kawasan Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. KOMPAS.com/MOH. SYAFIÍ Kushartono, salah satu kerabat Bung Karno, menunjukkan dokumentasi dari salah satu yang menuliskan keberadaan rumah masa kecil Presiden RI pertama Soekarno (Bung Karno), Kamis (11/7/2019). Rumah masa kecil Bung Karno itu berada di kawasan Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sejarawan asal Jombang, Dian Sukarno mengungkapkan, saat masih kecil, Bung Karno pernah tinggal di Ploso Jombang. Adapun posisi rumahnya, saat ini merupakan kawasan Gang Buntu di Desa Rejoagung.

Terkait masa kecil Bung Karno di Ploso Jombang, Dian Sukarno menuliskannya dalam buku berjudul 'Candradimuka'. Buku setebal 270 halaman itu, merupakan buku seri pertama dari buku 'Trilogi Spiritualitas Bung Karno'.

Dalam bukunya, Dian alias Wiji Mulyo, banyak mengulas tentang sosok Bung Karno dari sisi perjalanan spiritualitasnya. Buku itu juga menyajikan dimana posisi rumah orang tua Bung Karno, lengkap dengan gambar dan posisi rumah.

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Dian Sukarno menjelaskan, penemuan rumah masa kecil Bung Karno dia dapatkan dari penuturan warga selama tahap penulisan buku 'Candradimuka'. Penggalian data, dia perkuat dengan sejumlah bukti otentik.

Baca juga: Dalam Rapat Partai Golkar, Bupati Ende Sempat Bicara Wisata Sejarah Pancasila dan Bung Karno

Selama tahap penelusuran posisi rumah masa kecil Bung Karno, Dian menemui sejumlah warga yang diyakini memiliki cerita, ingatan serta bukti kuat tentang keberadaan keluarga Soekeni di Ploso.

"Saya kroscek ke lokasi untuk menemui beberapa tokoh yang paling sepuh disana. Beberapa yang saya temui, antara lain ketemu dengan mantan penjaga Sekolah yang menjadi tempat bertugas Raden Soekeni," ungkap Dian Sukarno kepada Kompas.com, Jumat (12/7/2019).

Selain dengan mantan penjaga sekolah, Dian juga menemui pengasuh Pesantren Shiddiqiyah di Losari Ploso, KH Muhammad Muchtar Mu'thi, untuk menggali keterangan terkait keberadaan rumah masa kecil Bung Karno.

"Dari proses yang saya lakukan, saya meyakini bahwa itu betul rumah Pak Karno waktu kecil. Waktu saya dulu kesana masih utuh, belum roboh," kata Dian.

Menurut Dian Sukarno, dalam historiografi atau metodologi penulisan sejarah, ada dua aliran yaitu positivisme dan narativisme. Keduanya, memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Baca juga: Wacana Pindah Ibu Kota, Sekjen PDI-P Singgung Gagasan Bung Karno

"Bedanya dimana, positivisme itu mengacu pada dokumen-dokumen sejarah, entah itu prasasti atau surat, sertifikat, dan lain-lain. Tetapi kalau narativisme, yaitu bersumber dari penuturan-penuturan pelaku sejaran maupun non-pelaku sejarah yang masih ada kaitan dengan sumber," paparnya.

Dian mengatakan, buku 'Candradimuka' yang di dalam bagian isinya membahas tentang keberadaan rumah masa kecil Bung Karno, disusun dan ditulis dengan metode narativisme. Buku tersebut diberi pengantar oleh Guruh Soekarno Putra.

"Sebagai penyuka dan pemerhati sejarah, saya lebih condong ke aliran narativisme dalam menuliskan buku ini," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com