Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hujan Es Melanda Bener Meriah, "Kampung Kedua" Jokowi

Kompas.com - 13/07/2019, 08:34 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENER MERIAH, KOMPAS.com - Setelah lima kampung di Kecamatan Jagong Jeget, Aceh Tengah, dilanda hujan es sebesar kelereng beberapa waktu lalu, giliran Kabupaten Bener Meriah, Aceh, dilanda fenomena yang sama, Jumat (12/7/2019) petang.

"Mulanya saya kira hujan apa, karena atap rumah seperti ditaburi batu kerikil, kemudian saya keluar rumah, pas saya lihat rupanya ada hujan es," kata Dini Inen Syeh (30) warga Kampung Gunung Musara, Kecamatan Bener Kelipah, Bener Meriah, dihubungi Jumat (12/7/2019).

Menurut Dini, peristiwa hujan es ini terjadi kurang lebih selama 30 menit, bersamaan deengan fenomena bunyi geledek dan dengan kilatan petir.

"Ada bunyi gegur (Gayo, geledek), kemudian kilat, tetapi tidak ada angin kencang sepengetahuan saya," jelasnya.

Baca juga: Hujan Es Kembali Landa 3 Desa di Aceh, Berlangsung 10 Menit

Butiran es kecil

Ia menilai ada perbedaan hujan es yang terjadi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, yakni perbedaan butiran kristal es yang jatuh lebih kecil dibandingkan di Aceh Tengah.

"Es yang jatuh lebih kecil sepertinya, di sini tidak sampai semenit sudah cair, berbeda kalau saya lihat dokumentadi hujan di Aceh Tengah," ungkap Dini, sembari menambahkan butiran es di Aceh Tengah lebih besar dan berwarna putih, serta lebih lama mencair.

Sementara itu Kepala BPBD Bener Meriah, Sadra BK saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (12/7/2019) malam, mengaku belum mendapatkan informasi dari para pihak termasuk camat terkait fenomena itu.

"Saya lagi mengikuti acara di Bener Meriah, tetapi sampai saat ini belum ada informasi, termasuk dari camat," kata Sadra.

Baca juga: Fenomena Hujan Es Sebesar Kelereng di Aceh Tengah Masuk Kategori Bencana Kabupaten

"Kampung Kedua" Jokowi

Fenomena hujan es ini pernah terjadi di Kampung Bener Meriah, yang merupakan kabupaten pemekaran Aceh Tengah pada kisaran tahun 2003.

Daerah tersebut merupakan "rumah kedua" Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Pada 1986-1988, Jokowi bekerja di Bener Meriah sebagai konsultan kehutanan di PT Kertas Kraft Aceh.

Ketika itu, Jokowi sering bolak-balik Takengon (saat belum memekarkan Bener Meriah), Lhokseumawe, dan Banda Aceh.

Bahkan, pada masa itu, istrinya, Iriana, sedang mengandung anak pertama mereka, Gibran Rakabuming Raka.

Baca juga: Hujan Es Sebesar Kelereng di Aceh Tengah Sebabkan 695 Rumah Rusak

Beberapa kali Jokowi berkisah, Aceh bukanlah tempat yang baru baginya.

Dalam beberapa kesempatan, dia menjelaskan, dirinya dulu adalah orang (Kabupaten) Bener Meriah, salah satu kabupaten di dataran tinggi Gayo, lokasi hutan tanaman industri PT Kertas Kraft Aceh (KKA).

"Jadi, Aceh bukan sesuatu yang baru buat saya dan Bu Jokowi," kata Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke kompleks Arun, Lhokseumawe, Aceh, Senin (9/3/2015).

Kini, Jokowi kembali ke Aceh bukan lagi sebagai seorang perantau. Dia kembali sebagai presiden ketujuh RI.

Baca juga: Fakta Hujan Es di Aceh Tengah, dari Setahun Sekali Terjadi, hingga Rumah Warga dan Kebun Kopi Rusak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com