Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anak-anak yang Dibesarkan Ibu di Penjara: Tak Ada Pilihan hingga Semua Pria Dipanggil Bapak (1)

Kompas.com - 13/07/2019, 07:57 WIB
Rachmawati

Editor

Lapas Perempuan Malang memang menjadi rujukan bagi tahanan dan napi perempuan yang hamil dan membesarkan anaknya di penjara.

Kepala Lapas Kelas IIA Malang, Ika Yusanti, mengatakan saat ini Lapas Perempuan Kelas IIA Malang yang berdaya tampung 164 orang, diisi 668 orang, atau lima kali lipat dari kapasitas.

"Memang tidak semuanya warga Malang, warga Malang itu kisaran hanya 150an, tapi karena ini satu-satunya lapas perempuan di Jawa Timur maka penghuni kami adalah rujukan lapas-lapas yang ada di Jawa Timur," ujar Ika.

Kementerian Hukum dan HAM mencatat, saat ini ada 67 'anak bawaan' yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

Penasaran dengan dunia luar

"Kesehariannya seperti biasa. Kalau bangun subuh gitu kita mandiin. Kadang habis itu kita kasih makan, kita ajak main-main. Seperti biasa lah di luar lah gimana kalau kita merawat anak. Sama aja kok di sini," jawab YS ketika ditanya bagaimana mengasuh anaknya di dalam penjara sehari-hari.

Dari 12 anak, Damar adalah anak yang paling lama menjalani hari-harinya di bui. Kini, saat usianya menginjak 17 bulan, dia selalu penasaran dengan dunia luar.

Di dalam penjara, dia pun tidak familiar dengan figur ayah yang jarang ditemuinya. Imbasnya, tiap kali dia melihat pengunjung atau petugas pria, selalu memanggil mereka dengan sebutan 'bapak'.

"Terus kalau ada sesuatu yang mungkin dia nggak tahu, ditanya, walaupun pakai isyarat bahasa bayi," kata YS.

Baca juga: Menyesal, Pembunuh Taruna ATKP Sujud di Depan Ibu Korban

Tak bisa dipungkiri, tutur YS, membesarkan anak di dalam penjara tidaklah mudah. Apalagi, dirinya harus berbagi dengan ibu-ibu lain yang juga mengasuh anak mereka dalam satu ruangan.

"Ya kalau ramai sih iya, mungkin biasa kalau bayi kecil-kecil. Karena di sini yang paling besar cuma Damar. Itu mungkin dia sering usil sama adik-adiknya, ngejailin," kata dia.

Karena keberadaan mereka melebihi kapasitas ruang ibu dan anak, sebagian terpaksa tinggal sementara di poliklinik yang letaknya tak jauh dari ruang ibu dan anak. Salah satunya D, narapidana perempuan yang dipindahkan ke Lapas Malang dari Mojokerto.

'Sengsara di dalam perut, masa anaknya di luar disia-siakan'

Sesuai peraturan, anaknya harus dipisah dengan sang ibu saat ia tepat berusia dua tahun nantidok BBC Indonesia Sesuai peraturan, anaknya harus dipisah dengan sang ibu saat ia tepat berusia dua tahun nanti
D baru saja melahirkan anaknya tiga pekan lalu. Jati (bukan nama sebenarnya), adalah anak ketiganya yang berjenis kelamin laki-laki.

Siang itu, Jati tengah tertidur pulas, sementara ibunya mengelus-elus anaknya sambil sesekali mengipasinya.

"Sebenarnya ini mau dibawa pulang tapi saya juga kasihan, kan nggak nyusu, nanti kalau nggak minum ASI gimana. Saya juga dosa, udah anaknya sengsara di dalam perut, masa anaknya di luar disia-siakan?" ujar D mengawali kisahnya.

D mengaku tertekan harus mengasuh Jati di dalam penjara. Namun dia tidak memiliki pilihan lain karena suaminya kini kerepotan mengasuh dua anak mereka yang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com