Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal PPDB, Anak dari Keluarga Miskin Ini Tak Bisa Lanjutkan Sekolah

Kompas.com - 11/07/2019, 20:32 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Sistem zonasi yang diterapkan pemerintah membuat pelajar di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, terancam kehilangan kesempatan bersekolah. Ia tak bisa melanjutkan ke sekolah terdekat karena terlempar dari zonasi. Selain itu, usianya pun lebih tua dibandingkan pendaftar lainnya.

Muhammad Pasha Pratama (12) warga Padukuhan Bulu, RT 05 RW 14, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, tampak malu ketika para wartawan berkunjung ke rumah sederhana milik kakek dan neneknya.

Dia masih tampak kecewa karena tidak bisa masuk ke SMPN 2 Karangmojo.

Baca juga: Ditolak Masuk SMP Negeri karena Terlalu Tua, Remaja Putri Ancam Bunuh Diri

Padahal, sekolah tersebut hanya berjarak 2 kilometer dari rumah yang dia tinggali bersama bapaknya Sugeng yang mengalami gangguan kejiwaan, kakek, dan neneknya.

Ibunya sudah meninggal sejak dirinya duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. 

Saat ditemui Pasha hanya menunduk, terkadang saat diajak berbicara matanya berkaca-kaca.

Bocah bertubuh gempal ini sesekali masuk ke dalam kamar dan sedikit malu menceritakan pengalaman pahitnya yang harus gagal masuk sekolah impiannya sejak lama.

Bahkan, peralatan sekolah seperti buku, tas, dan sepatu sudah dipersiapkan dari tabungan sejak beberapa tahun lalu. Uangnya diperoleh saat dirinya dari tetangga sekitarnya.

"Saya inginnya sekolah di SMP 2 Karangmojo, karena dekat, dan teman-teman saya juga banyak yang mau sekolah di situ," katanya kepada wartawan di rumahnya Kamis (11/7/2019).

Saat dimintai menceritakan pengalamannya mendaftar, Pasha berkisah, bersama dengan teman-teman sebayanya, ia mendaftar ke SMPN Karangmojo.

Bermodalkan nilai UN 15,83 dan jarak ke sekolah yang kurang lebih hanya sekitar 2 kilometer, Pasha pun percaya diri dengan pilihannya.

Apalagi, beberapa temannya yang memiliki nilai di bawah dirinya pun mendaftar di sekolah yang sama. 

Baca juga: Guru Diduga Terlibat Praktik Jual Beli Kursi PPDB

Namun, harapan besar itu runtuh ketika namanya tidak ada dalam daftar yang diterima saat pengumuman Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Beberapa kali Pasha mencari namanya di dalam pengumuman tetapi hasilnya nihil. Saat itu,  dirinya ingin menangis, tetapi malu.

"Saya cari nama saya di papan pengumuman kok tidak ada, ternyata saya tidak diterima dan itu rasanya sedih sekali. Tapi teman saya yang nilainya lebih rendah dan rumahnya lebih jauh (dari SMP N 2 Karangmojo) malah keterima. Itu yang membuat saya kecewa, padahal nilai saya tidak begitu buruk yaitu 15,83 dan teman saya yang nilainya 13 malah keterima," ujarnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com