"Diduga korban saat itu kebingungan lalu dihampiri orang yang berada di sekitar Cileunyi itu. Korban seperti kena gendam, karena setelah berinteraksi dengan seseorang yang ditemuinya itu, korban RS hanya bisa menuruti dan mengikuti keinginan pelaku," tuturnya.
Kapolres menuturkan, sejak saat itu pula, korban terus mengikuti keinginan pelaku.
Keberadaan pelaku dan korban pun, kata Kapolres, kerap berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya di wilayah Kabupaten Garut.
"Tidak menetap, mereka ini pindah-pindah hingga akhirnya ditemukan pihak keluarga di kawasan Tarogong, Garut," sebutnya.
Kapolres Sumedang AKBP Hartoyo mengatakan, hasil visum mahasiswi Unpad Jatinangor, RS (22) diduga telah dicabuli pelaku gendam atau guna-guna.
"Dari hasil visum, ada indikasi ke sana (pencabulan)," ujarnya kepada Kompas.com usai upacara peringatan HUT ke-73 Bhayangkara di Alun-alun Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Selain diduga dicabuli, pelaku gendam yang membawa RS pergi ke Garut selama hampir sebulan, ponsel milik korban pun hilang diduga dibawa kabur pelaku.
"Handphone milik korban juga hilang. Untuk uang, korban hanya kehilangan Rp 500.000 di rekening pribadinya. Uang itu merupakan transferan ibunya," tuturnya.
Kapolres menambahkan, saat ini pihaknya telah mengantongi ciri-ciri pelaku yang membawa RS (22) mahasiswi Fakultas Biologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor.
"Ciri-ciri pelaku sudah kami kantongi, mudah-mudahan dalam waktu dekat segera ditemukan," katanya.
Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Syauqi Lukman mengatakan, kondisi RS saat ditemukan sehat dan tidak mengalami luka ataupun sakit.