LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPAKB) Kota Lhokseumawe segera mendampingi santri korban pencabulan yang diduga dilakukan pimpinan pesantren dan seorang guru berinisial AI dan MY di Lhokseumawe.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPAKB) Kota Lhokseumawe, Mariana Affan, mengatakan, selain pendampingan, pihaknya juga melakukan pemulihan psikologis korban.
Baca juga: Diduga Cabuli 15 Santri, Pimpinan Pesantren dan Satu Guru Ditahan
“Hingga kondisi pkisis korban pulih,” kata Mariana, saat dihubungi, Kamis (11/7/2019).
Dia mengungkapkan kekecewaan atas peristiwa pelecehan seksual terhadap anak yang terjadi di wilayahnya itu. Apalagi, kejadian itu terjadi dalam lingkungan pesantren.
"Kami datangkan psikolog dari Psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) dari Banda Aceh," ujar dia.
Memulihkan kondisi psikologis para korban, lanjut dia, merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
“Jangan sampai nanti mereka putus sekolah karena anak itu penerus generasi bangsa. Pendampingan juga untuk korban lainnya yang belum terungkap,” kata dia.
Baca juga: 5 Santri Korban Pencabulan Pimpinan dan Guru Pesantren Alami Trauma Berat
Dalam waktu dekat, lanjut dia, lembaga yang dipimpinnya akan menggelar sosialisasi tentang perlindungan anak di pesantren dalam wilayah Kota Lhokseumawe.
Sebelumnya diberitakan, AI dan MY ditangkap polisi atas dugaan pelecehan seksual terhadap santri di Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
Keduanya ditahan di Mapolres Lhokseumawe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.