Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Anak Wakil Wali Kota Tidore Dicemooh Kerja Kuli Bangunan | Viral Mobil Parkir di Dalam Warung Pecel Lele

Kompas.com - 11/07/2019, 05:25 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Rafdi Maradjabessy, putra Wakil Wali Kota Tidore, Muhammad Sinen, yang bekerja sebagai kuli bangunan masih menjadi sotoran pembaca.

Rafdi mengatakan, banyak orang yang mencemooh dia karena bekerja sebagai kuli bangunan. Namun, ia tidak memedulikan cemoohan tersebut.

Ia memegang prinsip tentang kerja keras untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Hal itulah yang diajarkan ayahnya kepada Rafdi dan saudaranya.

Sementara itu, berita 9 kisah pendaki yang hilang di Gunung Indonesia, dari mulai selamat setelah jatuh ke jurang, hingga tidak ditemukan sampai sekarang juga menjadi sorotan pembaca.

Beberapa pendaki di beberapa gunung yang ada di Indonesia sempat dinyatakan hilang.

Salah satunya Alvi yang hilang saat mendaki Gunung Lawu, Senin (31/12/2018). Hal sama terjadi pada Galih Andika. Setelah mendaki Gunung Bawakaraeng, Minggu (19/2/2019), Galih dinyatakan hilang dan tiga bulan kemudian jenazahnya ditemukan tinggal tulang belulang.

Sementara keberuntungan masih berpihak kepada tiga pendaki yang berusia lanjut, yaitu Dg Ngalle (55), Dg Lu'mu (45), dan Dg Romba (65). Setelah dinyatakan hilang selama dua hari, mereka bertiga ditemukan selamat.

Berikut ini berita populer nusantara selengkapnya:

1. Kerja kuli bangunan anak Wakil Wali Kota Tidore dicemooh

Rafdi Marajabessy, putra ketiga Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, bekerja sebagai kuli bangunan, Selasa (09/07/2019)YAMIN ABDUL HASAN Rafdi Marajabessy, putra ketiga Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, bekerja sebagai kuli bangunan, Selasa (09/07/2019)

 

Rafdi adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Muhammad Sinen dan ibunya Rahmawati Muhammad.

Rafdi mengatakan, masyarakat juga tak sedikit yang mengatakan kepadanya, mengapa masih saja mengerjakan pekerjaan kasar dan tidak minta pekerjaan kantoran kepada ayahnya.

“Saya katakan sama mereka bahwa sebe sebelum menjadi wakil wali kota memulainya dari bawah dan saya ingin seperti sebe,” ujar dia.

Meski menjadi gunjingan, Rafdi tetap tidak mau memanfaatkan jabatan ayahnya karena jabatan ayahnya itu adalah amanah yang diemban dari dan untuk masyarakat.

Rafdi sendiri yang memutuskan menjadi kuli bangunan. Yang penting, kata dia, bisa bekerja dan cari pengalaman kerja serta menambah nafkah hidup bagi istri dan satu anaknya.

Baca juga: Rafdi, Anak Wakil Wali Kota Tidore, Kerap Dicemooh karena Jadi Kuli Bangunan

2. Kisah 9 pendaki yang hilang di Indonesia

Ilustrasi Pendaki Gunung.Shutterstock Ilustrasi Pendaki Gunung.

Alvi Kurniawan, pendaki asal Desa Mejing, Kecamatan Candi Mulyo, Kabupaten Magelang, dilaporkan hilang saat mendaki puncak Gunung Lawu pada Senin (31/12/2018).

Humas Basarnas Pos Surakarta Yohan Tri Anggoro mengatakan, hilangnya Alvi setelah diajak balapan menuju puncak oleh seorang wanita pendaki asal Wonosobo di hari kejadian, via lajur pendakian Candi Cetho sekitar pukul 10.00 WIB. Alvi mendaki bersama 6 rekannya.

Namun, saat tiba di Pasar Dieng sekitar pukul 12.15 WIB, wanita pendaki asal Wonosobo kecapekan hingga akhirnya Alvi melanjutkan mendaki ke puncak sendirian.

Alvi Kurniawan dilaporkan hilang oleh rekannya sesama pendaki Wahyu Chandra.

Pencarian sudah sempat dihentikan sepekan setelah Alvi dinyatakan hilang, yakni pada 8 Januari 2019. Hal itu sesuai dengan prosedur pencarian korban yang ada.

Pendakian Gunung Lawu yang sebelumnya ditutup kembali dibuka tiga hari kemudian. Namun, tim tetap melakukan pencarian selama 23 hari.

Terakhir, keluarga Alvi dari Magelang pun datang ke Gunung Lawu dan ikut melakukan pencarian pada Selasa (22/1/2019). Pencarian Alvi ditutup total pada Kamis (24/1/2019) setelah keluarga Alvi mengikhlaskan.

Baca juga: 9 Kisah Pendaki yang Hilang di Gunung Indonesia, Selamat Setelah Jatuh ke Jurang hingga Tidak Ditemukan sampai Sekarang

3. Viral mobil parkir dalam warung pecel lele

Pemilik warung pecel lele, Edi menunjukkan lokasi mobil yang terparkir di dalam tenda warung miliknya, Selasa (9/7/2019)Afdhalul Ikhsan Pemilik warung pecel lele, Edi menunjukkan lokasi mobil yang terparkir di dalam tenda warung miliknya, Selasa (9/7/2019)

Pemilik warung, Edi Saputro, mengatakan, kejadian itu berawal saat dirinya hendak membuka warung pada Sabtu (6/7/2019) sekitar pukul 16.00 WIB.

Ia dan karyawannya pun dibuat kaget lantaran ada sebuah mobil terparkir di tempatnya berjualan. Ia pun sempat menunggu pemilik mobil, tetapi tak kunjung datang.

"Iya itu malam Minggu kejadiannya pas lagi ramainya pembeli. Saya juga kaget kok ada mobil. Kemudian kami tungguin, tapi pemiliknya enggak datang akhirnya kami langsung buka warungnya," katanya kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2019).

Menurutnya, pemilik mobil tak tahu tempat itu jadi tempat berjualan pecel lele. Akibatnya, jumlah pembeli berkurang karena tidak mendapatkan tempat duduk.

"Iya otomatis berkurang karena ada tiga meja yang hilang atau tidak terpasang, apalagi malam Minggu banyak pembeli, meja kurang pasti pergi," ungkapnya.

Edi menjelaskan, pada pukul 22.00 WIB, seorang wanita muda datang ke lokasi dan melihat mobilnya berada di dalam warung pecel lele.

Wanita tersebut pun meminta maaf dan mengaku bahwa dirinya sedang dikejar pihak leasing mobil sehingga terpaksa memarkirkannya di pinggir jalan tersebut.

Baca juga: Viral Mobil Parkir di Dalam Warung Pecel Lele, Ini Kata Cak Edi Pemilik Lapak

4. Dicegat debt collector lakukan hal ini

Aksi sejumlah debt collector di Medan yang terekam dalam video di Instagram @tribunmedandaily. Dok. @tribunmedandaily Aksi sejumlah debt collector di Medan yang terekam dalam video di Instagram @tribunmedandaily.

Aksi debt collector melakukan penarikan paksa kendaraan yang kreditnya macet memang meresahkan.

Penarikan tersebut sebenarnya sudah diatur dalam perundang-undangan. Namun, aksi mereka ketika di jalanan justru masuk ke ranah pidana karena sudah melampaui batas.

Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi mengatakan, peristiwa penarikan paksa seperti kasus Putra Rama di Simpang Selayang beberapa waktu lalu, menjadi pidana karena disertai perilaku yang tidak sesuai prosedur dan melanggar undang-undang lainnya atau melampaui batas.

Berdasarkan Undang-undang fidusia, sah-sah saja mereka melakukan penarikan.

"Karena mereka dilindungi UU fidusia yang memberikan mereka hak untuk menarik agunan yang menunggak kreditnya. Tapi tidak boleh dengan kekerasan, intimidasi, ancaman dan lain sebagainya," katanya, Rabu (10/7/2019).

Baca juga: Lakukan Hal Ini jika Dicegat Debt Collector di Jalan

5. Kader PDI-P Surabaya Gelar Mimbar Bebas

Pertemuan terbuka kader PDIP di kantor  DPC PDIP Surabaya, Selasa (09/07/2019) malamKOMPAS.com/A. FAIZAL Pertemuan terbuka kader PDIP di kantor DPC PDIP Surabaya, Selasa (09/07/2019) malam

Massa PDI-P menggelar pertemuan terbuka di kantor DPC PDI-P Surabaya di Jalan Kapuas, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/7/2019) malam.

Mereka membahas tentang keputusan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal pergantian ketua DPC PDI-P Surabaya.

Pertemuan dihadiri puluhan pengurus anak cabang, ranting, hingga anak ranting se-Kota Surabaya. Sebelum menggelar diskusi, mereka menggelar doa bersama untuk PDI-P Kota Surabaya.

Tri Widayanto, ketua PAC Kecamatan Simokerto, mengatakan, sebagian besar PAC dan struktur ke bawah merasa belum puas dengan keputusan DPP PDI-P soal penunjukan ketua yang baru, yakni Adi Sutarwijono.

"Karena berdasarkan Rakercab akhir Juni, semua PAC sepakat kembali mengusulkan nama Wisnu Sakti Buana sebagai ketua DPC untuk ketiga kalinya," terang Tri Widayanto.

Baca juga: Kecewa Keputusan Megawati, Kader PDI-P Surabaya Gelar Mimbar Bebas

Sumber KOMPAS.com (Achmad Faizal, Afdhalul Ikhsan, Dewantoro, Rachmawati, Fatimah Yamin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com